Mohon tunggu...
Anwar AzizHabibi
Anwar AzizHabibi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Perspektif memberi makna berbeda, tentukan pilihanmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menilai Kuliah Tatap Muka pada Masa Pandemi Covid-19

7 Juli 2020   22:02 Diperbarui: 7 Juli 2020   22:11 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selama masa pandemi ini, proses pembelajaran di seluruh jenjang pendidikan terpaksa dilakukan secara daring. Salah satunya adalah pembelajaran di perguruan tinggi. Namun terdapat beberapa kendala dalam menerapkan metode belajar daring tersebut seperti terbatasnya fasilitas yang dimiliki oleh setiap pelajar, kualitas ekonomi yang ada, koneksi internet yang buruk, atau gagapnya kemampuan teknologi yang dimiliki pelajar atau tenaga pengajar. 

Proses pembelajaran daring juga membutuhkan adaptasi bagi setiap pelajar dan tenaga pengajar serta perlunya inovasi dan kreatifitas guru atau dosen sebagai pendidik untuk membuat metode pembelajaran daring yang mudah dipahami oleh mahasiswa. Selain itu penyerapan materi juga akan menjadi sulit terutama bagi mata kuliah yang membutuhkan praktikum.

Tentu saja apabila proses pembelajaran dilakukan secara langsung atau tatap muka, semua kondisi diatas akan berbeda. Hal ini karena pembelajaran atau perkuliahan tatap muka tidak membutuhkan hal-hal diatas. Proses pembelajaran secara langsung atau tatap muka merupakan metode pembelajaran yang umum diterapkan disetiap institusi pendidikan di Indonesia bahkan di seluruh dunia. 

Materi yang disampaikan juga akan mudah untuk dipahami terutama bagi pelajaran yang membutuhkan praktikum. Beberapa daerah juga mulai mengambil ancang-ancang untuk menerapkan pembelajaran secara langsung seperti biasanya.

Namun, diperguruan tinggi pembelakuan sistem pembelajaran secara langsung atau tatap muka ditiadakan. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sistem pembelajaran di perguruan tinggi masih akan dilakukan dengan metode daring. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi memiliki potensi pembelajaran jarak jauh yang lebih baik dibandingkan pendidikan dasar dan menengah.

Selain itu di tengah pandemi seperti sekarang ini, tentu saja pemberlakukan sistem pembelajaran secara langsung sangat beresiko meningkatkan peluang terjadinya penularan virus Covid-19. Selain karena banyaknya orang yang berkumpul dalam satu tempat (kelas) yang sama, para mahasiswa merupakan pelajar yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia sehingga resiko penyebaran pun semakin meningkat. Terutama bagi mereka yang berasal dari daerah dengan jumlah kasus positif yang tinggi. 

Selain itu masa inkubasi virus Covid-19 juga tergolong lama sehingga sulit untuk melakukan identifikasi secara langsung dan membutuhkan test tertentu untuk dapat melakukan diagnosa klinis.

Meskipun mahasiswa merupakan golongan yang memiliki kekebalan tubuh yang tinggi dalam menghadapi virus Covid-19. Namun tetap saja berdasarkan ilmu statistika, dalam kurva normal yang cenderung didapatkan dari jumlah individu yang banyak, tetap terdapat valensi bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan rentan terkena penyakit. Sehinggi sangat membahayakan apabila mereka yang tergolong kedalam kelompok ini apabila sampai terinfeksi virus Covid-19.

Selain itu, pendidik dan tenaga kependidikan di universitas juga tidak boleh diabaikan. Hal ini dikarenakan beberapa atau sebagian besar para pendidik dan tenaga kependidikan ada yang tergolong kedalam usia tua. Hal ini juga sangat membahayakan menimbang jumlah korban meninnggal dunia  akibat Covid-19 merupakan mereka yang tergolong kedalam kelompok usia lanjut. Dengan adanya penyebaran Covid-19 di universitas tentu saja tidak menutup kemungkinan adanya potensi jatuhnya korban jiwa.

Oleh karena itu meskipun banyak kelebihan yang didapatkan apabila sistem pembelajaran dilakukan secara langsung atau tatap muka. Tetap saja resiko yang didapatkan tidak sebanding dengan kelebihan tersebut. Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat adaptif dibandingkan makhluk hidup lain dan disertai dengan akal dan budi pekerti. Tentu saja harus bisa membiasakan diri dengan tetap melakukan. Selain itu nyawa  manusia juga sangat berharga. Menimbang berbagai resiko yang ada tentu saja pembelajaran secara daring merupakan sistem pembelajaran yang tepat untuk dilakukan pada masa pandemi Covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun