FENOMENA
Sering kita temui cara orang tua atau orang dewasa disekitar anak (AUD) memperlakukan tingkat kemampuan berpikir dan fisiknya sama dengan mereka, terlihat dengan situasi-situasi tertentu anak disuruh diperlakukan untuk mengerjakan sesuatu yang kemampuannya tersebut sama dengan orang dewasa.
 Seperti: orang tua marah ketika anak terlalu lambat memakai baju, anak lambat membersihkan mainan, anak kurang mengerti maksud perintah orang tua, anak bingung dengan maksud isyarat orang tuanya.Â
Akhirnya orang tua mengeluarkan sikap dan perkataan yang menyalahkan memarahi anak, yang mana dampak dari itu membuat anak stagnasi/stop berpikir dan bingung berbuat, karena ada tekanan penyalahan terhadap dirinya. Akibatnya yang rugi orang tuanya sendiri, karena anaknya akan mengalami keterlambatan perkembangan baik fisiknya maupun berpikir (tingkat pemahaman) anak.
SEMESTINYA
Pada kondisi tersebut kita sebagai orang tua atau orang dewasa semestinya menggunakan kaca mata anak untuk memahami dan memaklumi anak mengapa seperti itu.Â
Kita menggunkan kaca mata orang dewasa yang ekspektasi kita kemampuannya bisa anak lakukan sebagaimana orang dewasa, padahal itu semua keliru karena kita tidak proporsonal dalam menempatkan kemampuan anak sebagaimana harusnya berdasarkan usianya.
Apabila kita napak tilas dengan masa kecil kita dahulu, mungkin saja kemampuan kita pada usia anak (AUD) malah lebih parah ketidak mampuan atau ketidak pahamannya, karena sangat wajar kemampuan anak itu bertahap dan berkembang belum sampai pada masa kematangan sebagaimana orang dewasa.Â