Jika dilontarkan pertanyaan "mengapa", seharusnya jawabannya diawali "karena". Padahal, cinta itu datang bukan karena ada "mengapa" atau "karena".Â
Cinta rasa tak masuk akal yang juga tak beralasan. Namun, tak jarang rasa itu tidak diimbangi kelogisan berpikir. Cinta tidak jarang lebih banyak mengambil hati, hanya mengutamakan rasa tanpa adanya logika.Â
Memang, cinta bukan Matematika yang segalanya dapat diperhitungkan. Cinta justru lebih suka melepas kendali tanpa perhitungan, tanpa persiapan.
Maka, bersyukurlah apabila kita langsung dipertemukan dengan "dia" yang bisa sebegitunya menjaga. Bersenanglah saat ingin bercampur harapan yang melebur diamini oleh takdir. Jagalah "dia" dengan ketidaksempurnaannya yang selalu setia di sana untukmu.Â
Namun, untuk kalian yang mencicip gagal, kini saatnya, kita bangkit dan berjalan menuju arah yang tidak hanya mengangguk pada hati, tetapi juga jernihnya pikir.Â
Meski berat, melupakan setiap lembar dengan gambar-gambar wajah kebersamaan yang lebih banyak bahagianya tidak semudah itu. Jangankan mengganti buku, merobek lembaran gambar lama pun sulit bukan kepalang.Â
Terlebih, jika kesendirian lebih sering menemani, nah, rasa rindu dengan memori-memori dahulu selalu nakal merayu untuk dibuka. Jika sudah seperti itu, langkah kita untuk move on pun terasa semakin berat.
Sebenarnya, kegagalan dalam menempuh perjalanan cinta antara satu dan lain bisa dimaknai berbeda. Ada yang langsung mengerti segala kebodohan yang telah dilakukan dan membulatkan tekad untuk tidak mengulanginya.Â
Ada pula yang justru hanyut tenggelam dalam waktu yang lama, menyesali segala harap yang benar-benar pernah digaungkan. Akan tetapi, apa pun itu, kegagalan harus dimaknai sebagai pembelajaran yang sangat berharga. Nah, terdapat beberapa alasan mengapa dirimu harus move on dari impian tentang mantan yakni seperti berikut.
1. Hargai Dirimu