Jakarta dikau berbicara dalam sepinya malam,
Di bawah gemerlapnya lampu yang benderang,
Gedung-gedung tinggi berdiri angkuh dan kalam,
Namun di lorong yang sempit ada harapan yang masih bergantung dengan bimbang...
Sementara, Kota baru saja dibangun jauh di ujung sana,
Dengan janji-janji yang menjulang tinggi,
Mereka lupa bahwa disini deru kehidupan masih belum reda,
Lihat saja, Penghuni masih bergulat mencari ruang teduh saat badai.
Baca juga: Puisi Di Antara Pesta Dan Luka: Kuasa
Jakarta, engkau hebat bisa bermonolog dalam ilusi,
Bernyanyi, Menari berputar-putar merayakan masa depan yang berkilau,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!