Mohon tunggu...
Anugrah Roby Syahputra
Anugrah Roby Syahputra Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Pegiat Forum Lingkar Pena. Penulis lepas. Buku a.l. Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Maling Merajalela, Binjai Sudah Tak Aman Lagi

29 Maret 2021   09:38 Diperbarui: 29 Maret 2021   09:44 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiang jemuran belakang rumah sebelum dimaling. Dokumentasi pribadi

Saya tinggal di Jalan Labu, Kelurahan Payaroba, Kacamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara. Sudah 5 tahun kami tinggal di sini. Sejak awal tinggal di sini, kami sudah sering kemalingan. Mulai dari kehilangan buah cempedak 1 pohon (30-40 buah), pepaya coklat 1 pohon(belasan buah), buah mangga, buah kelengkeng terjadi setiap musim. Keran air di depan rumah pun lenyap dirampas maling pada di pagi hari. Bahkan dulu saat rumah sedang dibangun, telepon genggam tukang kami juga dicuri. 

Terakhir, yang menarik, kami sudah 7 kali kehilangan tali jemuran. Sudah TUJUH kali. Betul. Yang diambil hanya TALI. Berapalah harganya kalau dipikir-pikir. Tapi begitulah (dugaan saya dan tetangga) kalau sudah kena narkoba.

Nah, Sabtu (27/3/21) pagi yang lalu, setelah hujan mereda, kami buka pintu belakang rumah. Ternyata 2 tiang jemuran kami raib. Padahal besinya berat. Padat dan padu. Dicor semen.

Namun sama si maling ini dibongkar. Kami pikir mungkin dia kesal karena setelah kehilangan tali jemuran ketujuh, berikutnya kami ganti menjadi tali plastik. Tentu tak bisa dijual karena murah. Dan si maling yang mungkin pemakai itu sudah kalap, sakau atau semacamnya.

Apa yang harus dilakukan?

Pernah kami melapor Pak Kepala Lingkungan tapi tak menuai tindak lanjut yang diharapkan. Malah ketika ada warga berinisiatif buat ronda, rencana ini tidak didukung.

Lubang bekas tiang jemuran yang dibongkar. Dokumentasi pribadi
Lubang bekas tiang jemuran yang dibongkar. Dokumentasi pribadi
Apakah melapor polisi bisa jadi solusi? Banyak cerita saudara dan tetangga bahwa laporan hanya laporan. Yang ada malah kita yang kemalingan diminta menjadi "detektif". Tak jarang juga bapak petugas memberikan wejangan agar "sabar" dan "ikhlas".

Saya sadar diri kehilangan ini tak akan kembali lagi. Ringkasnya memang sudah bukan rezeki kami. Namun saya tak ingin kejadian serupa terulang kembali.

Di lingkungan kami, seolah sudah wajar kalau ada kabar kecurian sepeda motor, mesin air, tabung gas, ponsel, pakaian, sandal sampai ke buah-buahan nyaris tak pernah menikmati. Termasuk tandan sawit yang sering diangkut maling jelang subuh. Juga yang masih hits: bunga seharga jutaan.

Binjai kotaku jelas darurat narkoba. Apa kita diam saja ketika RASA AMAN sudah hilang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun