Mohon tunggu...
Anugrah Roby Syahputra
Anugrah Roby Syahputra Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Pegiat Forum Lingkar Pena. Penulis lepas. Buku a.l. Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Indahnya Sunah Rasul di Malam Jumat

4 Januari 2018   12:35 Diperbarui: 4 Januari 2018   12:46 14877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sudah hari kamis, periksalah beranda media sosial Anda. Hampir selalu ada guyonan tentang melakukan apa yang disebut sebagai "Sunnah Rasul di Malam Jum'at". Sejumlah meme bertebaran di mana-mana mulai dari yang "soft" hingga yang vulgar menampikan gambar yang terkategori sebagai pornografi. Ada yang pesannnya "Cuma ngingetin aja, Mas. Ini malam Jum'at. Jangan lembur lagi, Mas. Biar energi nggak terkuras. Supaya adek bisa puas" dengan latar belakang perempuan cantik. Ada pula poster dengan kuotasi "Pokoknya Abang kudu makan sate". Tak cuma itu, sejumlah meme secara kejam melakukan perundungan kepada para jomblo. "Inilah malam di mana yang jomblo bingung keluar ke mana" serta masih banyak lagi.  Grup-grup aplikasi obrolan juga ikut terpapar lelucon dewasa ini sejak zaman blackberry messenger hingga kini hijrah ke Whatsapp dan LINE.

Hal ini rupanya bukan hanya ada di dunia maya saja. Dalam pergaulan sehari-hari, entah itu di kantor atau di lingkungan tetangga, istilah ini kerap dijadikan bahan bercanda. Konon frase itu dimaksudkan untuk memperhalus penyebutan "hubungan intim suami isteri". Bagi yang beragama Islam, mungkin dalam pikiran mereka menggunakan istilah ini dapat menggantikan padanan kata aslinya yang telanjur dianggap tabu dan berkonotasi negatif. Sedangkan bagi kaum islamofobia, istilah ini justru dijadikan senjata untuk mengolok-olok Islam dan Nabi Muhammad SAW. Seolah-olah kerjaan Nabi hanya seks belaka. Inilah framing yang kemudian diciptakan.

Lalu, dari mana muasalnya? Semua bermula dari kalimat yang diklaim sebagai hadits yang berbunyi "Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi." Disebutkan pula bahwa dalam versi lain ada yang menyebut 1000 dan 7000 Yahudi.

Prof. KH. Ali Mustafa Ya'kub. Sumber foto: http://www.nu.or.id/post/read/67694/biografi-singkat-kh-ali-mustafa-yaqub
Prof. KH. Ali Mustafa Ya'kub. Sumber foto: http://www.nu.or.id/post/read/67694/biografi-singkat-kh-ali-mustafa-yaqub
Benarkah itu adalah hadits alias sabda dari Nabi Muhammad SAW? Jika ditelusuri hampir ke seluruh referensi hadits yang termasuk Kutubus Sittah, maka rangkaian kata ini tak ditemukan. Artinya ini adalah hadits maudhu'(palsu) alias bukan hadits sama sekali. Di zaman sekarang, kabar semacam ini disebut hoaks. Pakar hadits nusantara almarhum Prof. DR. KH. Mustafa Ya'kub menegaskan bahwa memang umumnya hadits palsu itu sering berisi amalan yang ringan, tapi pahalanya besar. Lagipula, urai beliau dalam sebuah tayangan Ramadhan di salah satu stasiun televisi swasta, tidak semua Yahudi harus dibunuh. Mertua Nabi sendiri yaitu Huyay bin Akhtab adalah seorang Yahudi dan beliau tidak pernah memeranginya. Malahan Nabi mengajarkan bertoleransi kepada siapa saja, kecuali mereka yang memusuhi, menyerang dan menjajah. Teroris Zionis Israel yang menganeksasi tanah Palestina contohnya.

Di samping itu, ulama fiqh mazhab Syafi'i kontemporer Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam magnum opus-nya Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhmenyebut "Di dalam sunah tidak ada anjuran berhubungan seksual suami-istri di malam-malam tertentu, antara lain malam Senin atau malam Jumat. Tetapi ada segelintir ulama menyatakan anjuran hubungan seksual di malam Jumat."

Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Sumber foto: http://bersamadakwah.net/wp-content/uploads/2015/08/Fiqih-Islam-wa-adillatuhu-lanjardotcom.jpg
Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Sumber foto: http://bersamadakwah.net/wp-content/uploads/2015/08/Fiqih-Islam-wa-adillatuhu-lanjardotcom.jpg
Artinya ya, berhubungan seks suami istri itu memang anjuran umum tanpa mengkhususkan waktunya berdasar nash hadits lain, "Dalam kemaluanmu itu ada sedekah." Sahabat lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?" Rasulullah menjawab, "Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala." (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah).

Kalaupun ada anjuran spesial di malam jumat, itu datang dari misinterpretasi segelintir ulama yang didasarkan pada hadits Rasulullah SAW dengan redaksi, "Siapa saja yang mandi di hari Jumat, maka...". Jika teks ini yang menjadi dalil, maka semestinya waktu yang dianjurkan adalah jumat pagi sehingga seorang suami sudah terlepas gejolak syahwatnya dan dapat melaksanakan ibadah shalat dengan khusyuk di sayyidul ayyamtersebut.

Jadi, apakah tidak boleh bermesraan dengan istri di malam jum'at? Tentu boleh, dong. Yang dilarang adalah menyebarkan hoaks atas nama Nabi dengan maksud sekadar bercanda. Hati-hati loh karena sekarang sudah ada Badan Siber dan Sandi Negara. Jangan coba-coba nyebarin hoaks lagi, apalagi ini isinya juga ada hate speechkepada Rasulullah yang mulia. Ingat ya, yang beginian pun bahkan tidak termasuk sebagai hoax yang membangun :)

Bila ingin merasakan sunnah yang nikmat di malam jum'at maka basuhlah wajahmu, genapkan wudhu'mu lalu raih mushafmu dan lantukan al-kahfi dan shalawat kepada pribadi yang dirindu.

"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum'at dan malam Jum'at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Al Baihaqi)

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum'at akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jum'at." (HR. An Nasa'i dan Baihaqi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun