Mohon tunggu...
Anugrah Rafa
Anugrah Rafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Saya memiliki ketertarikan di bidang musik, game, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film

Keindahan Musik dan Kisah Keluarga: Mengulas The Sound of Music

15 September 2024   12:00 Diperbarui: 15 September 2024   12:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sound-of-music.com/

               Apa hal yang terlintas di pikiran kita jika mendengar kata "drama musikal"? Apakah itu teater, tari, musik, seni peran, atau semuanya? Jika iya, maka film The Sound of Music adalah pilihan yang tepat untuk para pecinta genre ini. Menurut saya pribadi, film ini adalah salah satu film drama musikal terbaik yang pernah saya tonton. Mungkin bisa berubah, mungkin tidak. Tapi sejauh ini, The Sound of Music tetap film yang saya unggulkan ketika membahas film drama musikal terbaik.

Film ini rilis di tahun 1965 dan disutradarai oleh Robert Wise. Film ini merupakan adaptasi dari sebuah buku "The Story of the Trapp Family Singers" dan drama panggung broadway "The Sound of Music". Film ini berhasil meraih 5 piala Oscars dan banyak penghargaan lainnya. Hal ini jelas memperkuat opini tentang bagaimana film ini sangat bagus dalam banyak aspek. Cara film ini menggabungkan aspek musikal dengan konflik perang dunia II sangatlah brilian.

Film ini menceritakan tentang seorang biarawati bernama Maria yang sejak kecil selalu penasaran tentang dunia luar. Ia juga sangat senang bermusik, bernyanyi, dan menari. Suatu hari, seorang kapten bernama Georg von Trapp mempekerjakan dia sebagai pengasuh untuk ketujuh anaknya yang bermasalah semenjak kepergian istrinya. Maria pun bekerja sangat keras untuk mendapat kepercayaan keluarga Von Trapp dan menyatukan kembali keluarga Von Trapp yang semula 'dingin'.

 

Kelebihan dari film ini jelas drama musikalnya yang ceria dan koreografi setiap aktor dan aktris berjalan dengan mulus. Kepiawaian Julie Andrews dalam membawakan karakter Maria dengan berbagai situasi tidak perlu diragukan, membuat kita para penonton 'masuk' ke dalam suasana. Tak kalah, Christopher Plummer yang berperan sebagai Georg Von Trapp mampu menciptakan aura tersendiri, apalagi dengan sentuhan kisah romansa keduanya yang memiliki chemistry mendalam.

Selain itu, sinematografinya juga tidak kalah keren. Kebanyakan scene di film ini cukup rumit karena harus mengikuti gerakan aktris dan aktornya yang cukup lincah. Terutama scene opening yang ikonik di Swiss Alps dimana Maria bernyanyi dan berlarian. Di lihat dalam segi alur cerita, adanya konflik dari setiap karakter menambah kesan kompleks dan seru sehingga membuat kita semakin penasaran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Mulai dari Georg von Trapp yang memiliki calon istri bermasalah, Maria yang menganggap bahwa cinta itu dilarang dalam menjadi biarawati, kisah percintaan Liesel yang tidak disetujui oleh ayahnya, Georg von Trapp yang mengasuh anak-anaknya dengan cara militer sehingga anak-anak tidak diperbolehkan untuk bersenang-senang, serta anak-anak dari Georg van Trapp yang cenderung bandel dan sulit diatur. Tapi perlahan, mereka semua menjadi satu dan anak-anak Georg van Trapp yang awalnya tidak suka dengan kehadiran Maria, jadi menyambutnya dengan hangat.  Selain itu, scene-scene proses pendekatan antara Maria dan keluarga Georg von Trapp juga dieksekusi dengan baik. Mulai dari bagaimana Maria memahami masalah percintaan Liesel, hingga menyadari bahwa sang kapten, Georg von Trapp yang awalnya sangat serius dengan segala hal bisa menjadi lebih hangat kepada Maria dan anak-anaknya, anak-anak von Trapp yang awalnya membangkang dan jahil dengan Maria menjadi penurut dan periang, dan bagaimana perlahan keluarga von Trapp menjadi semakin dikenal sebagai grup musik Trapp Family.

Menurut saya, kekurangan dari film ini dapat terlihat dari kurangnya scene penjelas dalam kisah cinta Maria dan Georg von Trapp sehingga menimbulkan kesan dipaksakan dan tidak masuk akal. Seperti yang bisa kita lihat, Georg von Trapp hanya mengobrol dengan Maria selama beberapa kali. Logikanya, tidak mungkin orang bisa jatuh cinta secepat itu. Momen klimaksnya mungkin saat Georg von Trapp mengajari Maria tentang tarian khas budaya Georg von Trapp.

Film ini berhasil membawakan seni drama musikal yang dibalut dengan konflik perang dunia ke-2 dengan eksekusi yang cukup baik. Mulai dari segi koreografi, musik, sinematografi, dan akting para aktor dan aktris yang bermain di film ini. Walau film ini masih memiliki kekurangan dalam pengembangan karakter, saya masih menganggap bahwa film ini adalah salah satu film drama musikal terbaik yang pernah saya tonton.

Menurut saya pribadi, film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Film ini sangat ringan dan tidak terlalu kompleks sehingga kita tidak perlu berpikir keras untuk memahami ceritanya. Selain itu, tema-tema yang dibawakan juga sangat ringan dan kuat. Seperti, kekeluargaan, cinta, tentang bagaimana kita harus tetap jadi diri sendiri, dan keceriaan. Film ini benar-benar comfort movie untuk kalian yang merasa sedih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun