Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tanggung Jawab adalah suatu kondisi di mana kita wajib menanggung, memikul, segala sesuatunya dan menanggung akibatnya. Sementara tanggung jawab sosial merupakan tanggung jawab manusia terhadap sesama manusia, hal yang sebaiknya di lakukan dan ditanggung oleh semua orang. Hal ini merupakan perintah agama serta termasuk dalam nilai-nilai moral. Perihal tanggung jawab sosial, ini terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-maun ayat 1-7, yang isinya berupa pengingat untuk selalu melaksanakan tanggung jawab sosial.
Tema utamanya adalah kecaman terhadap orang-orang yang mengingkari keniscayaan kiamat dan tidak memperhatikan substansi salatnya. Menurut al-biqa'I, ini memiliki tujuan pertama nya adalah peringatan pengingkaran terhadap hari kebangkitan adalah sumber dari semua kemaksiatan karena ia mendorong yang bersangkutan untuk senantiasa melakukan berbagai akhlak yang tidak baik serta melecehkan berbagai kebaikan. Dalam surah ini juga berisikan tentang perilaku manusia yang abai dalam melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap sesama manusia yaitu yang mendustakan agama, mencela anak yatim, tidak mau memberi makan fakir miskin, orang yang lalai dalam solatnya, orang yang ria dan orang yang enggan menolong dan memberikan bantuan.
Surah Al-Maun tergolong dalam surah makkiyah yang diturunkan di Makkah sebelum nabi muhammad saw hijrah ke madinah. Al-Maun juga dikenal sebagai surah ad-din, surah at-takdzib, surah al-yatim, surah ara'aita, surah ara'aita alladzi dan yang paling popular adalah surah al-maun. Dalam ayat pertama surah Al-Maun yang memiliki arti, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?" pertanyaan yang ada pada ayat ini bukan memiliki maksud untuk mendapatkan suatu jawaban tetapi untuk menggerakan hati serta pikiran kita untuk lebih memperhatikan, menyadari dan mengingatkan tentang isi kandungan ayat setelahnya.
Lalu pada ayat kedua yang artinya "Maka itulah orang yang menghardik anak yatim" salah satu orang yang mendustakan agama adalah orang yang menghardik, menyakiti, kasar terhadap anak yatim, orang yang tidak peduli terhadap anak yatim apalagi sampai menyakiti hatinya adalah orang yang mengabaikan tanggung jawab sosialnya. Pada ayat ketiga yang memiliki arti "Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin" sebagai seorang muslim yang sepatutnya memiliki dan menepati tanggung jawab sosial nya sebaiknya memperhatikan saudara sesama yang tidak mampu untuk diberikan makanan dsb. Atau jika memang tidak mampu memberikan, setidaknya membantu menganjurkan kepada sesama menjadi "penganjur pemberi makan" untuk memenuhi salah satu tanggung jawab sosial ini.
 Pada ayat keempat dan kelima yang artinya "Maka celakalah orang yang salat, yang lalai terhadap salatnya" menyatakan bahwa salat yang kita lakukan ini tidak hanya sekedar di lakukan tetapi harus didirikan, dalam artian "mendirikan" salat disini adalah melakukan salat dengan mengetahui arti dari bacaan salat yang kita lafadzkan, bukan hanya sebagai hafalan saja. Kita juga harus menunaikan salat dengan tepat waktunya dan tidak ditunda-tunda, sebab jika kita menunda salat kita termasuk dalam golongan orang yang lalai terhadap salatnya. Pada ayat keenam dan ketujuh "Mereka yang berbuat ria" dan "Dan enggan (memberikan) bantuan" pada kedua ayat ini kita dilarang untuk berbuat ria atau pamer jika melakukan sesuatu serta tanggung jawab sosial juga meliputi bersedia atau enggan kah kita memberikan bantuan kepada sesama manusia yang membutuhkan.
Surah Al-Maun ini memberikan kita pemahaman tentang tanggung jawab sosial yang ada di masyarakat menurut perspektif Al-Quran. Surah ini mengajarkan kita serta memberikan pemahaman untuk tidak hanya fokus terhadap diri masing-masing tetapi juga harus tetap peduli dan memperhatikan sesama manusia di sekeliling kita. Surah Al-Maun menjadi acuan bagi umat muslim untuk peduli, membantu dan meringankan hal-hal berat yang ditanggung oleh individu yang kapasitas nya jauh dibawah kita.
penulis : Anugrah Indah Arani
Dosen pengampu : Dr. Hamidullah Mahmud, M.A
