Mohon tunggu...
ANUGRAH FITRADI
ANUGRAH FITRADI Mohon Tunggu... Operator - Aman Fathin

Lulusan sarjana Peternakan Jabatan Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Linge

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sekolah Lapangan Bawang Merah di Tepi Danau Laut Tawar

11 Oktober 2017   20:51 Diperbarui: 11 Oktober 2017   21:02 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di lahan kelompok tani (Sumber: Forum Penyuluh Aceh Tengah)

Lut Tawar adalah salah satu Kecamatan di dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah, dengan luas lahan 99,56 km2 (Sumber: www.id.wikipedia.org). Berdasarkan posisi letak Kecamatan Lut Tawar tersebut beberapa desanya berada di tepi Danau Laut Tawar, seperti Desa Pedemun One-one, Kenawat, Toweren dan lain-lain. Danau Laut Tawar merupakan salah satu tempat destinasi wisata bagi para pengunjung dari dalam daerah maupun dari luar daerah. Bila sudah pernah berkunjung ke tempat wisata tersebut akan tampak banyak lahan-lahan pertanian yang berada disana mayoritas penduduknya petani membudidayakan tanaman bawang merah setelah panen tanaman padi ("lues blang" bhs Gayo:musim tidak bersawah). Kecamatan Lut Tawar ini pula memiliki daerah yang sangat potensial untuk komoditi Bawang Merah.

Bawang merah di tepi Danau Laut Tawar (thepicta.com)
Bawang merah di tepi Danau Laut Tawar (thepicta.com)
Tanggal 15 s/d 17 September 2017 telah dilaksanakan Sekolah Lapangan (SL) Komoditi Bawang Merah di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Peserta terdiri dari 5 Kelompok Tani yang masing-masing anggotanya berjumlah 20 orang. Peserta diberikan pembinaan mulai dari pengolahan lahan hingga pasca panen dan juga petani berkesempatan bertanya jawab tentang cara pengendalian hama penyakit. Petani di Kecamatan Lut Tawar ini membudidayakan tanaman bawang merah di tepi Danau Laut Tawar.

Kegiatan Sekolah Lapangan ini sangat berkesan bagi petani yang menjadi peserta Sekolah Lapangan karena banyak sekali pengetahuan yang didapat, dimana pengetahuan petani itu hanya terbatas dari pengalaman pribadi saja dan menggunakan teknik secara tradisional. 

Namun setelah mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan ini petani merasa puas dengan materi-materi yang disampaikan oleh para penyuluh pertanian tentang inovasi-inovasi pertanian dengan tujuan untuk memberikan kemudahan pada petani dalam membudidayakan tanaman bawang merah dan merembugkan tentang apa-apa saja permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan serta mendiskusikan bagaimana cara pemecahan masalahnya secara bersama-sama, ujar Suyito, SP selaku Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lut Tawar sebagai salah satu pemateri dalam kegiatan Sekolah Lapangan komoditi bawang merah tersebut.

Sekolah lapangan adalah proses pembelajaran non formal bagi petani untuk meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usahatani lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan. Sekolah Lapangan ini juga dipandang sebagai salah satu metode dalam proses belajar mengajar yang cukup efektif, karena sangat cocok sebagai metode pembelajaran bagi orang dewasa (Andragogi) karena sifatnya yang tidak formal. 

Proses belajar dilakukan dilapangan dimana tersedia obyek nyata berupa tanaman bawang merah yang dijadikan materi pelajaran. Untuk menggali potensi petani, diperlukan metode yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang selama ini dihadapi. Pemberdayaan masyarakat melalui sekolah lapangalah yang bisa membantu petani dalam menggali masalah dan penyelesaian masalahnya.

Terkait dengan kegiatan Pekan Nasional (PENAS) KTNA XV Aceh pada tanggal 6 s/d 11 Mei 2017 yang lalu Komoditi Bawang Merah yang berasal dari Kecamatan Lut Tawar ini mendapat peringkat ke-3 untuk Kontes Tanaman Hortikultura Sayuran Tingkat Nasional. Dimana kegiatan PENAS KTNA ini dihadiri lebih dari 35.000 peserta yang terdiri dari petani, penyuluh dan pengusaha/ pebisnis dari seluruh Indonesia serta ada pula dari mancanegara. (FT)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun