Mohon tunggu...
Anugrah Yega Pranatha
Anugrah Yega Pranatha Mohon Tunggu... -

saya? pembenci rokok, menyukai berpikir sebelum tidur, hobi main bola, otak-atik komputer, menyukai menulis ide yang terlintas di kepala, penyanyi yang baik :-P, tidak betah tinggal di kamar yang rapi, mencintai ke acak-acakan.\r\n\r\n\r\nTidak anti kemapanan, tapi sungguh, saya meyakini kalau berlebihan adalah hal yang benar-benar tidak baik, termasuk ketika kau mengambil air wudhu dengan air yang terlalu banyak.\r\n\r\ntahu banyak hal, tapi belum pernah mengisi teka-teki silang sampai selesai :p, tertarik pada ilmu ekonomi, pada buku-buku bagus, pada komputer, suka berdebat, memberi respek hanya pada orang yang pantas menerimanya, fair play.\r\ntapi yakinlah, saya orangnya ramah kok ^^

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teori Relativitas (Sebuah Pandangan Orang Awam)

10 Juli 2012   03:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Coba kalian bayangkan:
Kalian berdiri di antara kerumunan manusia, di sekeliling benda-benda, lantas tiba2 semua yang ada di sekeliling kalian hilang lenyap begitu saja dalam satu kedipan.

Semuanya menjadi putih sempurna putih, yang bahkan membuat kalian tidak sanggup tahu berapa ukuran panjang, lebar, tinggi.

Hidup kita penuh sekali oleh relatifitas, itulah yang membuat kita dengan isengnya membuat satuan-satuan, dari sini ke sana berapa meter, seberapa lama kita berjalan, seberapa lama kita berbuat sesuatu. Semuanya dihitung dengan ukuran2 yang kita buat sendiri.

untungnya lagi, kita semakin dimudahkan oleh relatifitas tadi, satu meter lebih panjang dari satu cm, satu jam lebih lama dari satu menit, satu menit lebih lama dari setu detik dst2.

Lantas ketika kalian berada di tengah keramaian, kita dibantu banyak dengan keberadaan benda di sekitar untuk keberadaan benda lain. Mau ukuran panjang satu meter? gampang, kalian tinggal lihat ukuran tiga ubin yang disusun, lantas tambahkan sedikit di ubin keempat, kalian pingin tahu ukuran satu kilometer? kalian barangkali bisa mengukur dengan keberadaan tiang2 listrik, seberapa banyak jumlah mereka dikalikan dengan jarak masing2 tiang listrik, mengukur jarak antar tiang listrik? hitung saja berapa kavlingan tanah yang dilalui kabel2nya. Bagaimana jika tidak ada kavlingan tanah di sana? ukur saja dengan menghitung garis putus2 di tengah jalan. Bagaimana kita tahu seberapa panjang garis putih di tepi jalan? melangkahlah sedikit di atas garis putih tadi, hitung dengan membandingkan langkah2. dst dst.

Maka bicara tentang relatifitas itu sejatinya bicara tentang perbandingan2, kita kembali ke ruangan putih tadi, ketika sejauh memandang hanya putih, mendongak ke atas juga putih, mendongak ke bawah juga putih. hei lihatlah! bahkan kalian tidak punya tempat berpijak.

apakah kita masih bisa membuat perbandingan ukuran? sejauh mana kita berlari? sejauh mana jangkauan panjang? seberapa lama kita di sana? bagaimana suhu di sana?

semua hening, hening sehening-heningnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun