Mohon tunggu...
Anugrah Yega Pranatha
Anugrah Yega Pranatha Mohon Tunggu... -

saya? pembenci rokok, menyukai berpikir sebelum tidur, hobi main bola, otak-atik komputer, menyukai menulis ide yang terlintas di kepala, penyanyi yang baik :-P, tidak betah tinggal di kamar yang rapi, mencintai ke acak-acakan.\r\n\r\n\r\nTidak anti kemapanan, tapi sungguh, saya meyakini kalau berlebihan adalah hal yang benar-benar tidak baik, termasuk ketika kau mengambil air wudhu dengan air yang terlalu banyak.\r\n\r\ntahu banyak hal, tapi belum pernah mengisi teka-teki silang sampai selesai :p, tertarik pada ilmu ekonomi, pada buku-buku bagus, pada komputer, suka berdebat, memberi respek hanya pada orang yang pantas menerimanya, fair play.\r\ntapi yakinlah, saya orangnya ramah kok ^^

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Laron...

21 Juli 2012   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:44 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tempat: Kamar Gelap, ukuran 4 x 3 meter.

Musik Latar: Ballade Pour Adeline-nya Richard Clayderman

Waktu: Menjelang tengah malam

Suasana: syahdu (tiba-tiba musik berubah jadi Nice n Easy-nya Michael Buble)

ah, apalah nama suasana ini, ketika kau diam, duduk sendirian. Di sini, ditemani laptop, di sekitar, laron terbang mengerubungi layar, menyala terang, beberapa kali menyeruduk kepala, hinggap di hidung, mampir di pipi, nyangkut di tangan.

(musik berubah lagi > The Other Side of Sun - Janis Ian)

baiklah, tak usah berpanjang lebar karena notes ini akan dihentikan ketika lagu ini selesai:

kita sejatinya sama seperti laron, atau bahkan mungkin lebih buruk lagi, ketika terang, kita mendekat, tanpa peduli siapa yang berada di kegelapan, ketika gelap, secara naluriah kita mencari tempat terang, tanpa memikirkan bagamanamereka yang bahkan tidak punya daya untuk menggapai cahaya. Atau jangan-jangan kita ini malah seperti semut, berkerubutan dengan gula. ah, lagu ini hampir selesai,

Ya Rabb, jangan pernah biarkan hamba menjadi opportunis dalam kehidupan nyata, ketika terang di sana, hamba ke sana, ketika terang di sini, hamba ke sini, seperti kutu loncat. Amiin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun