Mohon tunggu...
Anugrah Rahmatulloh
Anugrah Rahmatulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Researcher

Ketika kita membaca, kita membuka jalan. Ketika kita menulis, kita berbagi cerita. Dan ketika kita berbicara, kita merawat ingatan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Olahraga dan Militansi Masyarakat dalam Sosial Media

21 Maret 2018   09:22 Diperbarui: 21 Maret 2018   09:34 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Postingan Official Account Lechia Gdansk yang menampilkan perkenalan Egi Maulana Vikri menembus 128.662 likes dan lebih dari 16.000 komentar (capture instagram)

Lebih dari itu, kepindahan Egi kemudian membawa berkah bagi Lechia Gdansk sendiri. Nama mereka mulai dikenal publik sepak bola Indonesia, bahkan hal itu berdampak pada kenaikan followers Instagram dari tim yang bermarkas di PGE Arena Gdansk ini. Berdasarkan update terakhir followers tim Lechia Gdansk saat ini mencapai ...k followers. Jumlah ini merupakan yang terbesar dibandingkan tim-tim lain yang bermain di Ekstraklasa (kompetisi tertinggi sepak bola Polandia).

Postingan Official Account Lechia Gdansk yang menampilkan perkenalan Egi Maulana Vikri menembus 128.662 likes dan lebih dari 16.000 komentar (capture instagram)
Postingan Official Account Lechia Gdansk yang menampilkan perkenalan Egi Maulana Vikri menembus 128.662 likes dan lebih dari 16.000 komentar (capture instagram)
Jumlah followers Instagram Lechia Gdansk melonjak drastis setelah Egi Maulana Vikri bergabung dengan tim tersebut (capture Instagram)
Jumlah followers Instagram Lechia Gdansk melonjak drastis setelah Egi Maulana Vikri bergabung dengan tim tersebut (capture Instagram)
Melihat kejadian tersebut, mungkin masih segar didalam ingatan bagaimana dua tahun lalu, tepatnya pada tahun 2016, kondisi serupa pernah terjadi ketika pebalap muda Indonesia, Rio Haryanto dipastikan akan membela salah satu tim F1 yaitu Manor Racing pada gelaran olahraga jet darat tersebut pada 2016. Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia kemudian meramaikan hal tersebut di jagat sosial media.

Setiap berita atau postingan yang membawa nama Rio Haryanto kemudian selalu menjadi viral dan diserbu oleh para netizen dengan like dan juga komentar. Hal tersebut kemudian juga membuat followers sosial media dari Manor Racing mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut tidak terlepas dari dipilihnya Rio Haryanto sebagai pebalap utama mereka mendampingi pebalap asal Jerman yaitu Pascal Werhlein.

Hal tersebut juga diakui oleh Team Principal Manor Racing saat itu, Dave Ryan. Menurutnya, kedatangan Rio ke F1 memberikan warna tersendiri bagi minat olahraga F1 khususnya di Asia Tenggara. Uniknya, keramaian ketika seorang atlet mendapatkan prestasi berbanding lurus dengan ketika atlet tersebut tidak bisa melanjutkan kiprahnya dikarenakan terdapat hal yang mengganjal.

Kembali kepada kasus Rio Haryanto, yang kemudian tidak bisa melanjutkan sisa balapannya karena status sebagai pay driver tidak bisa diteruskan. Netizen beramai-ramai melakukan protes terhadap semua sosial media dari Manor Racing, bahkan yang lebih mengejutkan ialah adanya unfollow massal yang dilakukan sebagian besar netizen sehingga jumah followers dari sosial media Manor Racing menurun (secara signifikan juga).

Rio Haryanto, pernah menjalani setengah musim di Formula 1 bersama Manor Racing pada 2016 (sumber gambar: okezone.com)
Rio Haryanto, pernah menjalani setengah musim di Formula 1 bersama Manor Racing pada 2016 (sumber gambar: okezone.com)
Kasus serupa juga terjadi ketika pendahulu dari Egi Maulana Vikri, yaitu Evan Dimas Darmono mendapat kesempatan untuk menjalani trial di klub Segunda Division Spanyol, U.E. Llagostera pada 2015, ketika itu Evan Dimas mendapat kesempatan untuk menjalani latihan di Klub yang berbasis di Katalunya itu selama sepekan. Sontak kabar tersebut menarik perhatian netizen Indonesia.

Akun U.E Llagostera kemudian dibanjiri komentar (dan juga followers pastinya) dari warganet. Hal tersebut juga terjadi pada situs LFP yang memberitakan trial Evan Dimas tersebut. Bahkan hal tersebut langsung dimanfaatkan Llagostera untuk menarik atensi lebih banyak dengan mengadakan kuis berhadiah jersey yang ditandatangani Evan Dimas.

Postingan Evan Dimas bersama Pelatih Llagostera saat itu, Oriol Alsina (capture twitter)
Postingan Evan Dimas bersama Pelatih Llagostera saat itu, Oriol Alsina (capture twitter)
Dari kasus tersebut, kita bisa melihat bagaimana atensi masyarakat Indonesia terhadap berbagai hal yang terjadi pada atlet mereka bisa dikatakan sangat tinggi. Terutama jika sudah masuk ranah sosial media (entah itu Facebook, Twitter, Instagram, maupun sosial media lainnya). Hal ini kemudian memunculkan terbentuknya suatu militansi masyarakat yang muncul dari sebuah kebanggaan terhadap suatu prestasi atau suatu hal yang bisa mengangkat derajat masyarakat.

Kenapa kemudian dinamakan militansi? Karena ada kecenderungan dan dorongan untuk menghadapi suatu hal dengan penuh semangat dan dilakukan secara besar-besaran. Hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana netizen merespon suatu berita atau postingan yang menyangkut atlet Indonesia.

Munculnya rasa bangga terhadap prestasi atlet Indonesia mendorong masyarakat untuk menunjukan bahwa dari Negeri kita pun mulai bisa bersaing dengan negara lain di dunia. Hal tersebut ditunjukan dengan euforia yang luar biasa, dan mungkin akan sangat jarang ditemukan pada netizen-netizen dari negara lain.

Militansi masyarakat tersebut kemudian akan memunculkan dua sisi. Dari sisi positifnya, hal yang dilakukan oleh masyarakat tersebut bisa digunakan untuk meyatukan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari adanya kebanggaan yang sama dan menjalar pada seluruh lapisan masyarakat. Secara tidak langsung, kicauan-kicauan dukungan juga dapat menambah motivasi atlet tersebut untuk lebih berprestasi pada kesempatan-kesempatan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun