Secara umum modal kerja adalah keseluruhan daripada aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan sehari- hari, seperti persekot pembelian bahan baku, pembayaran upah/gaji pegawai, buruh dan sebagainya, hal mana dana yang telah dikeluarkan kembali untuk masuk ke dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dalam melalui hasil penjualan perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan berikut ini :
"Untuk suatu perusahaan yang baru saja dimulai, modal kerja dapat digambarkan sebagai pengeluaran yang bukan untuk harta tetap baik langsung maupun tidak langsung yang harus dikeluarkan terus menerus sebelum hasil penjualan dapat ditagih dan diterima dari langganan. Jadi modal kerja sebelumnya merupakan jumlah yang terus menerus menjembatani antara saat pengeluaran uang untuk memperoleh uang (jasa) dengan saat penerimaan penjualan.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa periode modal kerja sebenarnya dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat menjadi uang kas kembali, makin pendek terikatnya modal kerja berarti makin lama waktu terikatnya modal kerja.
Untuk mengetahui secara pasti berapa jumlah modal kerja yang terbaik bagi perusahaan, maka tidak dapat diberikan gambaran secara pasti, namun untuk memberikan gambaran tentang modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan, maka berikut ini beberapa faktor yang mempengaruni jumlah modal kerja sebagai berikut :
1. Sifat Umum atau Tipe perusahaan
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relative rendah harena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relative cepat. untuk beberapa perusahaan jasa tertentu malahan langganan membayar dimuka sebelum jasa dinikmati. Proporsi modal kerja dari total aktiva pada perusahaan jasa relative kecil berbeda dengan perusahaan industri, investasi dalam aktiva lancar cukup besar dengan tingkat pertukaran persediaan dan piutang relative rendah.
2. waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi perunit atau hanya beri per unit barang itu. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja.
3. Syarat Pembelian
Syarat kredit pembelian barang dagang atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja.
4. Tingkat Perputaran persediaan
Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.
5. Tingkat Perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas apabila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah atau kecil
6. Pengaruh Konjungtur (bussiness cycle)
Perusahan cencerung memberi barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah, ini berarti perusahaan memperbesar peningkatan jumlah persediaan membutuhkan modal kerja lebih banyak.
7. Derajat Resiko
Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek menurunnya nilai riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, apabila resiko kerugian ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi utang iangka pendek yang sudah jatuh tempo.
8. Pengaruh Musim
Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode relatif pendek.
9. Credit Rating dari perusahaan
Jumlah modal kerja dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan kas.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa modal kerja adalah merupakan dana yang tertanam dalam perusahaan dalam bentuk kas bank, piutang, persediaan dan efek, untuk keempat komponen dari aktiva lancar ini akan diuraikan berikut ini :
a. Kas / Bank
Kas adalah uang yang ada dalam kas perusahaan, dan di bank dimana setiap saat dapat diambil bilamana diperlukan. Kas adalah merupakan komponen dari modal kerja yang paling likuid.
b. Piutang
Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan perusahaan maka, sebagian perusahaan menempuh kebijaksanaan penjualan secara kredit, penjualan secara kredit menimbulkan piutang bagi perusahaan dan utang bagi pihak yang membeli. Piutang merupakan salah satu komponen modal kerja yang senantiasa terputus dalam rangkaian perputaran modal kerja.
c. Persediaan
Persediaan merupakan komponen modal kerja yang dalam keadaan berputar serta senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan volume produksi/pembelian dan volume penjualan perusahaan.
d. Efek
lnvestasi dalam efek dimaksudkan untuk menjaga likuiditas dan sekaligus untuk meningkatkan profitabilitas yaitu dengan menanamkan dana yang lebih besar ke dalam surat-surat berharga.
Untuk utang lancar terdiri dari wesel bayar, utang usaha, utang bank, utang bunga, utang biaya. Dari keempat komponen hutang lancar ini akan diuraikan berikut ini:
a) Wesel Bayar
Merupakan hutang yang memakai bukti-bukti berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.
b) Utang Usaha
Utang usaha adalah utang-utang yang timbul dari pembelian barang dagangan atau jasa.
c) Utang Bank
Merupakan pinjaman dari bank dengan ketentuan pinjaman tersebut merupakan kewajiban perusahaan
yang harus dilunasi dengan bunganya dan juga harus mempunyai jaminan kepada Bank
d) Utang Biaya
Yang disebut utang biaya adalah biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi belum dibayar, misalnya utang gaji, utang bunga dan lain-lain.
Sesuai dengan pengertian modal kerja seperti diuraikan di atas, maka tersedianya modal kerja yang segera dapat digunakan dalam kegiatan perusahaan setiap hari tergantung dari masing-masing sifat komponen aktiva lancar dan utang lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H