Mohon tunggu...
Anugrah Akbar
Anugrah Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Hobi saya berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problem Lembaga Pendidikan Formal "Madrasah"

22 September 2024   18:25 Diperbarui: 22 September 2024   18:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika dibandingkan dengan sekolah umum, madrasah memiliki keunggulan yang cukup signifikan. Jika sekolah umum mempelajari ilmu matimatika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dll, maka madrasah pun mempelajari itu juga. Bedanya madrasah menyajikan pelajaran agama seperti aqidah akhlak, fiqih, SKI, Bahasa Arab dan alqur’an hadist. Dengan menyajikan ilmu agama dengan terperinci inilah yang menjadi faktor keunggulan madrasah dibanding dengan sekolah umum.

Kendati demikian ada beberapa isu atau problem Pendidikan di madrasah. Akan saya terangkan beberapa isu tersebut;

  • Problem kualitas
    Jika dilihat dari hasil Ujian Nasional pada tahun 2017 pada tingkat MI/SD, pada umumnya madrasah masih tergolong rendah nilainya dibandingkan dengan sekolah dasar, hal ini diungkapkan oleh Mas’ud yang dikutip oleh Ali mustofa dkk tahun 2017. Dalam system Pendidikan kita pada jenjang MI/SD nilai ujian akhir merupakan tolak ukur pencapaian peserta didik di lembaga sekolah tingkat dasar.

    Dan menurut saya itu adalah hal yang wajar, karena siswa madrasah mempunyai beban yang lebih besar dibanding siswa sekolah. Jika siswa sekolah hanya fokus pada materi Ujian Nasional (seperti Bahasa Indonesia, Matematika dll), tetapi siswa madrasah harus fokus pada materi Ujian Nasional dan Ujian Madrasah (seperti Alqur’an hadist, fiqih dll). Oleh karena itu beban muatan pelajaran pada sekolah umum dengan madrasah sangatlah tidak sama. Jika membandingkan nilai Ujian Nasional memang madrasah tidak unggul, akan tetapi madrasah bisa unggul pada bidang prestasi lain seperti kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional. Solusi yang bisa saya berikan adalah, sepatutnya madrasah tidak terlalu membebani siswa untuk ujian madrasah dalam hal kontekstual. Tetapi bisa dengan ujian praktek (ujian tidak tertulis) dan memahami bahwa siswa madrasah mengemban muatan pelajaran yang lebih berat dibanding siswa sekolah umum.

  • Masalah status lembaga swasta
    Adanya Lembaga pendidikan swasta tidak selalu didorong karena kurangnya lembaga Pendidikan yang disediakan pemerintah. Salah satu alasan dibangunnya lembaga pendidikan swasta yakni adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap pendidikan negeri.

    Dan opini saya, faktanya adalah masyarakat menganggap lembaga pendidikan yang ber status negeri sangat minim terhadap pelajaran agama. Bahkan pengalaman saya waktu bersekolah dasar pun, jam pelajaran agama hanya 30 menit dalam seminggu. Itu merupakan angka yang sangat minim. Jika kita merujuk pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi bahwa tujuan Pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu dst. Point yang paling awal disebutkan adalah “beriman dan bertakwa pada Tuhan YME” untuk mewujudkan itu salah satunya adalah memberikan pelajaran agama yang cukup kepada siswa. Jika sekolah hanya berfokus pada pembelajaran mata pelajaran umum, maka tujuan Pendidikan yang tadi saya jabarkan seperti beriman bertakwa dan berakhlakul karimah, sangat sukar untuk di capai. Oleh sebab itu, masyarakat sekarang mulai membangun lembaga pendidikan sendiri (lembaga swasta) yang tidak ada campur tangan pemerintah untuk memenuhi keinginan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pembelajaran umum tetapi juga mengedepankan akan pembelajaran agama.

    Solusi yang bisa saya berikan adalah, pemerintah harus memberi jam tambahan akan pelajaran agama di sekolah negeri. Dan pemerintah juga harus jor-jor an dalam membangun lembaga Madrasah di setiap jenjang yang ber status negeri (seperti MIN, MTsN, MAN), karena menurut data yang saya peroleh pemerintah hanya berfokus pada pembangunan sekolah negeri (seperti SDN, SMPN, SMAN) tetapi tidak memperhatikan akan lembaga madrasah.

  • Masalah tenaga pendidik (guru)
    Menurut saya guru yang ada pada madrasah kurang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran dibanding guru pada sekolah umum. Hal ini juga yang menjadi faktor rendahnya kualitas Pendidikan yang ada di madrasah. Sudah sepatutnya pemerintah harus memperhatikan tenaga pendidik yang berada pada lingkup madrasah, seperti mengadakan pelatihan guru-guru madrasah, mengangkat kepegawaian negeri di dalam formasi lembaga madrasah dan lain-lain. Dengan cara ini, tidak akan ada gap antara guru sekolah madrasah dengan guru sekolah umum.

Berdasarkan literatur dan hasil pencarian apa saja isu pendidikan islam di Indonesia, dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Kualitas pendidikan di madrasah tergolong rendah dibanding dengan sekolah umum
  2. Pemerintah masih berfokus untuk membangun lembaga sekolah umum dibanding membangun lembaga madrasah yang ber-lisensi negeri
  3. Tenaga pendidik madrasah masih kurang dari kata cakap dalam pembelajaran madrasah yang masih monoton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun