Mohon tunggu...
Ayahnya Asti
Ayahnya Asti Mohon Tunggu... profesional -

Saya seorang praktisi dibidang pelayanan kesehatan (medis) yang saat ini tengah membina sarana pelayanan Independen di kawasan desa Rempoah, Baturraden, Banyumas Jawa Tengah, mempunyai obsesi ingin memajukan mutu pelayanan terdepan bagi semua lapisan Masyarakat tanpa kecuali, mengingat keprihatinan saat ini dengan pelayanan medis yang semakin sulit dijangkau oleh masyarakat kecil pada umumnya, saya juga mendedikasikan diri saya didunia pendidikan sebagai pengajar di beberapa institusi pendidikan kesehatan di kota tempat saya bekerja dan kota/negara lain, juga sebagai Konseling dan Motivator dibidang Kesehatan pada umumnya. Motto Saya adalah Hidup Sehat itu dimulai dengan Kesehatan Pikiran, Fisik, Mental, dan Lingkungan yang diawali dari Rumah, Smart Health from home including Mind, Body, Soul and Environment.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari sahabat

2 April 2009   12:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:14 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Siang ini saya makan siang dengan beberapa teman teman disebuah warung makan di kawasan bekas bencana Situ Gintung, ya kami sengaja datang ke pos pos pelayanan kesehatan utk sedikit membantu para korban.

Saat makan siang teman saya membuka pembicaraan ringan, dok apa yg anda dapati dari musibah ini ?, tidak langsung saya jawab pertanyaan itu, maksudnya ?, ya...seperti kekecewaan dari korban yg terlihat pada wajah mereka, misalnya...teman ini mencontohkan.

Ya kata kekecewaan yg telontar dari mulutnya, lantas ?, apa pendapat dokter tentang rasa kecewa ini ?, jawab saya...tergantung penyebabnya..., bingung atas jawaban ini, teman bertanya lagi, kenapa begitu ?, ya...jelas setiap kekecewaan pasti ada penyebabnya, tapi kita tidak boleh larut dg penyebab kecewa itu tapi bagaimana kita mengartikan dan menerima kecewa itu di dalam hati kita.
Sambil tersenyum teman ini menunggu uraianku berikutnya, begini saja deh..., untuk mudahnya saya mau bercerita tentang sahabat yg mendapat kekecewaan ini serta sikapnya menerima kecewa ini, begini, ada dua orang bersahabat mengadakan perjalanan, tapi karena sesuatu hal perbincangan mereka selama perjalanan menjadi kesalahpahaman, dan salah satu sahabat ini memukul wajah sahabatnya sampai terluka, tapi sahabat yg terluka ini tidak membalas sama sekali, dan merekapun meneruskan perjalanan, setibanya di tepi pantai sahabat yg terluka ini menuliskan sesuatu di pasir, "hari ini sahabatku memukulku hingga aku terluka", dan perjalananpun dilanjutkan hingga tiba disebuah danau, karena lelah, sahabat yg terluka ini berniat membersihkan mukanya yg terluka, tapi malang tak dapat dihindari, sahabat ini terpeleset dan hanyut hingga tenggelam kedalam danau, lalu sahabatnya segera menolongnya, sehingga bisa diselamatkan, setelah tersadar dari pingsannya sahabat ini menulis lagi pada sebuah batu besar dipinggir danau,"hari ini sahabatku telah menyelamatkan nyawaku".

Setelah beberapa saat, sahabat yg bigung melihat perbuatan sahabatnya yg terluka ini bertanya, hai mengapa kau hari ini menulis semua yg kulakukan kepadamu ?, apakah karena kamu kecewa dg semua yg kulakukan padamu ?

Sahabat yg terlukapun menjawab, saat aku mengalami kekecewaan aku menuliskannya dipasir, agar aku berharap ombak akan mengapusnya begitupun dg hatiku, agar bisa segera memaafkan kesalahanmu, tapi saat aku terharu aku menuliskannya diatas batu agar kekal tak terhapus oleh apapun, demikian pula dg hatiku, agar tetap bisa mengingat semua kebaikanmu.

Itulah cerminan hati kita bagaimana kita menerima sebuah kekecewaan dalam kehidupan kita, hanya kita sendiri yg tahu utk mengatasinya.

Salam sehat dari saya, Anugra Martyanto di Purwokerto.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun