Mohon tunggu...
Nature

Indonesia-Belanda : Negara Maritim Dengan Potensi Laut Tanpa Batas. Berkah Atau Bencana?

16 Mei 2015   04:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dan Belanda selain memiliki keterkaitan sejarah, juga memiliki kesamaan potensi sumber daya alam, salah satunya yang berhubungan dengan laut. Keduanya memiliki pelabuhan yang aktif berpartisipasi dalam kanca perdagangan dunia serta memiliki potensi kekayaan laut yang luar biasa.

Ada banyak hal yang dapat dimanfaatkan dari kekayaan laut yang dimiliki, seperti konversi arus, gelombang, atau panas laut menjadi listrik, pengolahan bahan makanan yang bersumber dari kehidupan biota laut, atau bagi perkembangan moda transportasi.

Namun luasnya laut yang dimiliki tidak berarti hanya memberikan manfaat tetapi dapat pula mendatangkan bencana, contonhnya banjir dan tsunami. Oleh karena itu kedua negara tersebut harus merencanakan strategi pembangunan yang mampu mengantisipasi tatkala bencana itu datang melanda.

Sedikit bercermin ke Negara Belanda, yakni sebuah negara yang memiliki daratan yang lebih rendah dari permukaan lautnya. Hampir 50% dari wilayahnya berada kurang satu meter dibawah permukaan laut. Hal ini membuat daratan belanda mudah tergenang saat pasang naik air laut tiba.

Pada tahun 1953, Belanda pernah mengalami bencana banjir dahsyat yang menewaskan lebih dari 1800 penduduknya, menenggelamkan ribuan rumah dan lahan pertanian, serta merusak struktur dan infrastruktur yang ada. Masa itu belanda mengalami kerugian materil secara hebat

Keadaan ini berlangsung secara berulang sebelum akhirnya timbul inisiatif dari seorang engineer civil asal belandayang memiliki pemikiran bahwa sudah saatnya 'Negeri Tenggelam' ini mengalami kemajuan untuk menyelamatkan segala tatanan sistem yang sedang berkembang.

Dia adalah Cornelis Lely, yang mengusulkan sekaligus mengawasi proyek ambisius zuderziee. Sebuah proyek yang fokus terhadap tiga hal, yakni membangun bendungan-bendungan yang berfungsi mencegah efek arus pantai utara untuk tumpah ke daratan, menghadirkan lahan pertanian baru demi menjaga ketahanan pangan, dan melakukan menajemen perairan dengan membentuk danau air tawar dari bekas delta laut.

Sistem bendungan yang dibangun merujuk pada sebuah sistem yang telah ada dan telah digunakan dibeberapa negara eropa sejak abad 12 kemudian di dalam proyek ini dilakukan berbagai penyempurnaan. Sistem ini dikenal dengan nama sistem polder. Cara kerja sistem ini yaitu dengan membangun beberapa tanggul-tanggul di dataran rendah untuk membendung air kotor sisa dan air hujan yang selanjutnya akan hisap melalui sebuah pompa listrik ke dataran yang lebih tinggi. Air yang telah terkumpul di dataran tinggi akan disalurkan kembali ke laut, sungai, dan danau-danau buatan.

Penerapan sistem polder saat itu berjalan dengan baik dan dapat menjadi solusi banjir yang sering melanda kota-kota di belanda. Faktor utama keberhasilannya adalah pertisipasi masyarkat yang secara mandiri melakukan tata kelolah dan pemeliharaan sistem. Kerjasama pemerintah belanda dan masyarakat yang dituangkan melalui pembagian tanggung jawab dapat menghasilkan tata kelolah yang baik dan berkelanjutan.

Cornelys lely tidak berhenti hanya sampai pada proyek zuderziee. Apalagi setelah menjadi menteri perhubungan dan menajemen perairan, dia aktif melakukan inovasi terhadap sistem. Perbaiakan dan perkembangan lebih mudah dilakukannya dengan status jabatan yang diemban. Sehingga melahirkan sebuah proyek mega bendungan yang kelak mendapatkan penghargaan Seven Wonder World Modern oleh American Society of Civil Engineers.

Proyek ini dinamakan proyek delta. Sebuah proyek yang telah menghabiskan cukup banyak dana dalam melakukan riset untuk menemukan teknologi dan cara-cara baru terhadap permasalahan banjir. Walaupun demikian hasil yang didapatkan cukup memuaskan, proyek yang dikerjakan kurang lebih selama 50 tahun berhasil menghantarkan Belanda keluar dari bahaya banjir dan dinobatkan sebagai negara dengan sistem pengelolaan air terbaik di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun