Mohon tunggu...
Aulia Maulida
Aulia Maulida Mohon Tunggu... Sekretaris - menulis dan membaca hanyalah untuk mengisi waktu luang

tidak ada kekhawatiran yang akan mengubah masa depan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Entah Kemana Budaya Gotong Royongku Pergi?

28 Oktober 2016   08:13 Diperbarui: 28 Oktober 2016   08:23 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Entah mengapa kebudayaan-kebudayaan bangsa Indonesia sekarang sudah mulai luntur dari masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia dan para pemuda yang lebih suka meniru budaya budaya luar dibanding dengan budaya asli di Indonesia. Seperti halnya dengan budaya gotong royong. Gotong royong ialah budaya asli di Indonesia, gotong royong sendiri diambil dari bahasa jawa, gotong yang berarti memikul dan royong ialah bersama sama. Gotong royong dipahami sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam pekerjaan yang berdampak positif bagi masyarakat. Masyarakat Indonesia selain menyebutnya gotong royong kadang pula menyebutnya dengan sebutan kerja bakti. Gotong royong dan kerja bakti ini ialah pekerjaan yang sama yang tujuannya ialah agar pekerjaan cepat selesai dan meringankan atau mempercepat penyelesaian pekerjaan, hanya saja berbeda didalam penyebutannya. 

Gotong royong memberikan banyak dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat, selain untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan juga untuk menjalin tali silaturahmi antar masyarakat, sehingga jika kita sering menjalin hubungan yang baik dalam bermasyarakat maka tidak akan lagi ada yang namanya perselisihan antar tetangga. Masyarakat sekitarpun akan nyaman, damai dan tentram hidup di tempat atau wilayah tersebut. Akan tetapi seiring dengan adaya globalisasi budaya gotong-royong tersebut menghilang. 

Dan seakan akan semangat rakyat gotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sudah sangat jarang terlihat, bahkan sudah tidak terlihat sama sekali dikehidupan masyarakat. Di era globalisasi saat ini masyarakat/individu sudah memiliki pemikiran yang berbeda dengan pemikiran sebelumnya, dimana pada saat ini mereka lebih mementingkan kepentingan individual dibanding memikirkan kepentingan orang lain. Pikiran yang seperti itulah yang membuat budaya gotong royong kita lari entah kemana. Padahal setiap manusia merupakan mahluk social yang slalu membutuhkan bantuan orang lain.

Sikap budaya gotong royong yang semula menjadi sikap hidup bangsa telah mengalami banyak perubahan terutama bersumber pada budaya barat yang dinamis dan mementingkan kebebasan individu. Dampak globalisasi ini telah mempengaruhi semua aspek kehidupan yang ada dimasyarakat, salah satunya ialah budaya gotong royong. Pada zaman sekarang ini masyarakat lebih suka membeli barang dengan harga yang sangat tinggi, dengan demikian maka masyarakat tersebut tidak bias menyisihkan sebagian harta mereka untuk kepentingan anak yatim. Dari hal tersebut kita sudah bias memahami bahwa budaya gotong royong dimasyarakat kita sudah hampir punah dan tidak adalagi kepedulian antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang laiinnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun