Oleh : ANUGERAH OETSMAN
*
Tanduk itu tumbuh indah laksana spiral, laksana tugu kokoh teguh laksana padi yang merunduk berlekuk-lekuk tak tersentuh
Bulu yang mulus warna senada, ada hitam, merah, putih dan belang Ekormu berkibas, lenguhmu lantang Mengajak sahabat dalam cinta dan kasih sayang Bermain di hamparan rumput hijau nan lapang
Engkaulah pusaka, harta kami peternak sejati Karenamu anak bangsa jadi cerdas tak kurang gizi Intelek dan berbudi pekerti Bukan untuk berperilaku hewani
Tetapi sayang sungguh sayang akibat ulah para petinggi dengan alasan peningkatan populasi karena dalih kekurangan daging dalam negeri imporpun menjadi-jadi  tiada henti
Tetapi sayang sungguh sayang ada korupsi di balik impor daging sapi kami tak merecoki kami masih di sini di tanah kami, di pelosok negeri yang damai
Tetapi sayang sungguh sayang bencana datang lagi Akibat muntah gunung-gunung api Wedhus gembel Merapi Erupsi Sangeang Api Ribuan ternak mati tergeletak tak berarti
Kami tak meratapi, walau hati kami nestapa Ini bukan salah sesiapa Bukan kamu, bukan kami dan bukan pula juru kunci Ini sudah takdir Yang Maha Suci
Sekarang kami masih di bumi Tengadah jari, tengadah kepala, tengadah hati Semoga Yang Maha Suci Sudi memberi ganti Dengan limpahan rezeki Untuk hidup yang lebih baik lagi Aamiin