Oleh : ANUGERAH OETSMAN
***
Maret
Bernafas sesak terengah
di ujung waktu tenaga melemah
sebentar lagi bulan berganti jua
jika tak sabit pastilah akan purnama
kabar-kabarmu yang katanya sampah
beritamu yang konon gosip murah
membuat diri jadi pemulung kata
memungut remah yakin ada hikmah di sana
Maret
Mereka teriak, “mengapa BBM seperti harga tomat?”
naik turun harganya memusingkan rakyat
kemarin daging murah
tiba-tiba harga ikut naik berubah
“menyesuaikan kenaikan BBM!” sumbar si penjual
semua bersungut-sungut kesal
dan sungut sesal hanyalah untuk pemulung kata
karena baginya sumpah serapahpun adalah makna
Maret
Menelan Januari dengan ramai terompet petasannya
sembunyikan Februari bersama rasa sayangnya
tahun laju mengoyak dua lembaran itu
serpihan yang tersisa jadilah onggok ambigu
ramai mendadak sepi
sayang menjadi benci
lalu kembali bertopang dagu
memotret masa depan yang katanya membuat ragu
Maret
Pagi dengan mimpi yang masih lengket
denganmu jauh hadirkan rindu ini kebelet
dalam ramai kosong seperti sunyi
bilakah engkau hadir di sisi yang sendiri
tuntun diri ini menatap esok pasti
atau bawalah segera menjauh pergi
sebab di sini banyak dendam-dendam terpendam
jadikan bulanmu temaram muram
***
Makassar, 29 03 2015
Sumber Illustrasi : Di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H