Mohon tunggu...
Saiful Anwar
Saiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar yang masih terus belajar. Tinggal di Pangkalpinang Bangka Belitung

Pengajar yang masih terus belajar. Tinggal di Pangkalpinang Bangka Belitung.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Harga Rokok Naik, Lha, Emang Kenapa?

14 November 2023   08:58 Diperbarui: 14 November 2023   09:32 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabarnya CHT bakal naik lagi. CHT itu Cukai Hasil Tembakau. Sebesar 95 % cukai republik kita ini disumbang oleh tembakau. Karena CHT bakal naik, maka harga rokok juga ikutan naik. Kabarnya bakal efektif diberlakukan tahun depan, 2024. Tahun ini naik, tahun depan naik lagi begitu terus dan seterusnya. Harga rokok bakal naik terus, tapi semangat perokok tidak akan pernah padam oleh harga.

Meski angka 95 % tadi sudah sangat familiar di masyarakat. Tapi kok sebegitu bencinya orang-orang di sekeliling saya ini dengan perokok macam saya. Duduk di sini diusir, duduk di sana diusir. Akhirnya saya duduk di sana-sini. Seperti 'tiada tempat bagi perokok semacam kamu!

Ada ribuan bahkan jutaan argumen yang dibangun oleh para pembenci rokok. Berbanding lurus dengan perokok macam saya yang juga punya ribuan bahkan jutaan argumen untuk tetap merokok. Mereka, para perokok, akan selalu punya cara untuk tetap bisa merokok.

Keputusan menaikkan CHT menurut saya adalah langkah tepat dan cerdas untuk mendongkrak pendapatan negara dari cukai. 

Sebagaimana yang saya gambarkan di atas bahwa perokok akan tetap merorok meski harganya dinaikkan bahkan jika harus berlipat-lipat. Sebab memang targetnya bukan untuk mengurangi jumlah perokok tapi menaikkan pendapatan. Makin banyak perokok makin naik pula pendapatan. Jadi, terkait dengan naiknya harga rokok ini, bagi yang tak suka perokok tak perlu mengapresiasi berlebih keputusan pemerintah ini. Toh tak ada hubungannya antara naiknya harga rokok dan turunnya jumlah perokok. Begitu juga bagi perokok, tak perlu merasa diintimidasi oleh pemerintah. Karena sebetulnya Anda adalah pahlawan cukai negara ini. Semua, biasa-biasa saja, anggap saja sebagai bagian dari keniscayaan sejarah manusia. Kalau kita anggap biasa-biasa saja, efeknya maka kita pun, maksutnya pembenci rokok maupun pecinta rokok, akan biasa-biasa saja. Bagi perokok, akan ada semacam elastisitas sebab hidup akan terus berjalan maju. Jika di depan ada pagar ya, lompati. Jika di depan ada sungai ya, diseberangi. Yang jelas hidup harus terus berjalan.

Meski begitu, bagi perokok macam saya naiknya harga rokok akan sedikit menggoncang rancangan pengeluaran negara. Itu biasanya hanya di awal-awal kenaikan harga. Berbekal pengalaman yang sudah-sudah, ada semacam keyakinan bahwa akan segera muncul rokok-rokok terbaru yang ramah di harga tanpa mengurangi kualitas rasa. Harga yang sama dari rokok sebelumnya dengan rasa yang sama pula hanya beda merek saja. Yakinlah akan selalu begitu.

Itulah keyakinan para perokok yang dapat dicium oleh jajaran Kemenkeu sehingga mereka tak segan-segan akan tetap menaikkan CHT setiap tahunnya. Saya sih, losss!

Pangkalpinang, 13/11/23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun