Mohon tunggu...
Antyo Rentjoko
Antyo Rentjoko Mohon Tunggu... -

Antyo Rentjoko (Tyo), seorang blogger yang punya beberapa lahan, yang utama di blogombal.org. Salah satu pendiri dagdigdug.com. Hampir semua tulisan yang terserak sudah teragregasikan di antyo.rentjoko.net.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Demam Konversasi Secara Mobile? Biarin :)

3 Januari 2010   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:39 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kemarin, dalam toko Esprit di Mal Pondok Indah, seorang ibu memarahi putrinya yang masih ABG, "Tadi katanya di rumah bete, minta jalan ke mal mumpung masih libur. Tapi dari tadi kamu BB-an mulu! Apanya yang kamu nikmatin sambil jalan-jalan?" Kebetulan saya kenal ibu itu dan putrinya. Si ibu tak memakai BlackBerry, dan sering sebal karena dalam perjalanan bermobil kedua putrinya asyik berinternet dengan gadget masing-masing. "Emangnya mama sopir bayaran apa?" Saya tahu, anak itu memang termasuk pemakai aktif Twitter, Facebook, dan sejumlah layanan messenger. Peranti mobile membuat komunikasi lebih mudah. Pertukaran info menjadi lebih lekas. Maka benarlah kata orang: internet membuat yang jauh jadi dekat dan yang dekat jadi jauh. Apakah mobile internet menjadikan setiap orang yang secara fisik dekat saling menjauh? Tentu tidak. Memang ada saja kejadian ini: menjelang rapat, peserta dari perusahaan yang berbeda asyik dengan BlackBerry masing-masing. Tapi mau BlackBerry atau bukan, peranti genggam memang dipercaya bisa menyelematkan pemakainya dari kekikukan. :D Seorang kawan kesal karena setiap kali bepergian dengan mobil kantor yang disopiri, beberapa sejawat baru -- yang kebetulan pendatang baru di Jakarta -- selalu asyik dengan peranti genggamnya. Mereka tak peduli rute (memang, beberapa alat punya GPS tapi tak pernah dipakai), tak peduli landmark yang dilalui, sehingga ketika mobil sampai tujuan pun mereka tetap asyik dengan gadget-nya. "Kalo batere abis, kalian gak bisa ngeliat GPS, terus pulang sendiri naik taksi sembarangan, apa kalian bisa tepat waktu?" tanya kawan saya. Yang ditanya cuma meringis lalu plirak-plirik. Peranti mobile internet kian murah. Bahkan yang berharga di bawah sejuta pun semakin banyak. Hidup menjadi lebih hidup, memang. Tapi dunia sekitar, yang terdekat, seringkali terabaikan. Tak percaya? Cobalah potret sebuah sudut di sekitar kantor Anda dalam radius 50 meter. Misalnya rambu verboden yang ditempeli stiker. Belum tentu sejawat Anda yang baru bergabung, tapi tergolong maniak ponsel pintar, mengenali lokasi dalam foto. Saya yakin akhirnya semua orang butuh keseimbangan baru. Ketika kontak kian banyak, apalagi identitas asli dilibatkan, maka mau tak mau orang akan lebih selektif dalam mengirim maupun menerima pesan. Belum lagi kalau pengguna mobile yang aktif di jejaring sosial itu sadar privasi dan tak suka pamer. Selain itu etiket ber-mobile juga kian merata. Tak perlu dicemaskan berlebihan. Hari ini saja di Twitter mungkin Anda mulai bosan dengan orang yang berlaku lajak di mikroblog, apa saja yang terlalu personal diceritakan secara berlebihan, saban hari pula -- dari sok bingung memilih makan siang sampai pamer ngantuk menjelang tidur dini hari. Dia hanya butuh perhatian tapi tak tahu harus melaporkan apa. :D © Ilustrasi: parkplazaresort.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun