Siang itu, satu hari jelang Ramadan saya sedang bersiap-siap untuk mengajak anak-anak saya ke supermarket yang letaknya tak jauh dari rumah. Rencananya saya akan membeli sabun cuci pakaian dan sabun cuci piring yang memang sudah habis di rumah kami.Â
Saat sedang berdandan, tiba-tiba ponsel di hadapan saya berdering. Rupanya yang menelpon adalah salah satu teman SMA yang dulu juga satu perjuangan di kelas tahfiz.
"Aku lagi dalam perjalanan ke Banjarmasin, nih. Ketemuan yuk!" begitu ucap teman saya itu.
"Ketemuan di mana?" tanya saya kemudian.
"Di mall. Nanti aku juga ajak teman yang lain," begitu katanya.
Saya berpikir sejenak. Hari itu adalah hari libur nasional dan saya sebenarnya tidak ada rencana untuk ke mall karena biaya parkirnya yang mahal.Â
Namun mengingat saya dan teman saya ini sudah lama tidak bertemu dan dia sekarang tinggal di Pleihari akhirnya saya setuju untuk ketemuan di satu-satunya mall di kota Banjarmasin.Â
Anak-anak juga mau tidak mau harus saya ajak karena hari itu saya tidak menitipkan mereka di rumah ibu-ibu yang menjaga mereka setiap hari saat saya bekerja.
Kurang lebih setengah jam setelah pembicaraan tersebut, saya memacu motor menuju mall tempat kami akan bertemu. Sesuai dugaan saya, mall hari itu dipenuhi orang-orang yang berkunjung.Â
Entah karena hari itu adalah hari libur nasional atau karena hari itu adalah hari terakhir sebelum Ramadan sehingga banyak yang memanfaatkan hari tersebut untuk berkumpul di mall.