Mulanya saya sempat khawatir anak-anak akan kecewa dengan penampakan mobil yang dibeli.Â
Maklum saja namanya mobil tua, warnanya sudah tidak cemerlang dan catnya mengelupas di mana-mana. Belum lagi mobilnya juga tidak memiliki AC dan hanya mengandalkan kipas angin di bagian dashboard mobil.Â
Nyatanya, anak-anak sangat senang ketika mobil tersebut tiba di rumah dan seolah melupakan kalau kondisi mobil yang dibeli orang tua mereka benar-benar "jabuk" kalau kata orang Banjar.
Membeli mobil bekas tentunya ada risikonya sendiri.Â
Berdasarkan pengalaman saya, berikut adalah hal-hal yang mungkin harus kamu hadapi saat membeli mobil bekas yang umurnya 20 tahun ke atas:
Kondisi mobil yang mungkin tidak prima lagi
Hal pertama yang perlu diingat saat membeli mobil bekas adalah kondisinya yang pastinya tidak seprima mobil baru.Â
Saat pertama kali mobil bekas kami tiba di rumah, ternyata saat hendak digunakan mobilnya malah mogok karena memang mesinnya yang sudah tua.Â
Lalu beberapa bagian kursi juga sudah lapuk dan bahkan sabuk pengamannya juga rusak. Mau tak mau suami harus membawa mobil tersebut ke bengkel untuk memperbaiki mobil tersebut agar bisa digunakan dan terhindar dari masalah lain.
Aksesoris kurang lengkap
Risiko ke dua dari membeli mobil bekas yang sudah tua adalah aksesorisnya yang mungkin susah dicari.Â
Aksesoris dan kelengkapan yang ada di mobil bekas yang umurnya di atas 10 tahun pastinya tidak selengkap mobil keluaran terbaru sehingga kita tidak bisa dengan mudah mencari aksesoris yang pas untuk mobil bekas yang dimiliki. Adapun soal sparepart biasanya masih bisa diatasi asalkan produsennya masih ada di Indonesia.Â