Review Novel Mimpi Kecil Tita

Idul Adha sudah di depan mata. Di Indonesia, pemerintah menetapkan kalau hari raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Juli 2022, berbeda dengan kota Mekkah yang merayakan idul Adha 1 hari sebelumnya yakni 09 Juli 2022. Namun tentunya kita tak harus meributakan perbedaan yang terjadi ini karena seperti yang kita tahu bersama perbedaan dalam urusan fikih agama adalah hal yang wajar dan setiap orang pasti memiliki landasannya tersendiri. 

Dalam setiap perayaan hari raya Idul Adha, umat islam melakukan akan menjalankan ibadah kurban baik itu dengan seekor kambing maupun sapi. Setiap tahun ada saja cerita yang hadir terkait ibadah kurban ini. Mulai dari para selebritis yang berkurban hingga masyarakat golongan kecil yang menabung setahun untuk bisa berkurban. Semuanya tentu memberikan inspirasi bagi kita semua.

Bicara tentang ibadah kurban, saya jadi ingat sebuah novel anak yang ditulis oleh Desi Puspitasari, penulis yang saat ini berdomisili di kota Gudeg Yogyakarta. Novelnya yang berjudul Mimpi Kecil Tita yang diterbitkan tahun 2017 mengambil kisah tentang perjuangan seorang anak kecil berusia 11 tahun yang ingin mewujudkan mimpi besar neneknya untuk bisa menunaikan ibadah kurban padahal kondisi kehidupan mereka morat-marit. 

Tita adalah seorang gadis pra remaja yang harus mengalami hal buruk dalam hidupnya di usia muda. Setelah ayahnya meninggal, Tita yang masih kelas 5 SD dan ibunya pindah ke ke Kulon Progo tempat neneknya tinggal. Sayangnya tak lama setelah pindah, Tita juga harus kehilangan ibunya yang mengalami depresi setelah kematian suaminya. Akhirnya Tita pun harus menjalani harinya berdua saja dengan sang nenek yang kerap dipanggil Simbah Ti.

Tak mudah bagi Tita menjalani hari-hari setelah kematian ibunya. Di sekolah ia kerap diejek karena kondisi ibunya yang dulu sempat "gila" setelah ayahnya meninggal. Tita juga kerap bermasalah dengan guru dan salah seorang teman sekolahnya hingga kadang membuat Simbah juga kena getahnya. Meski kerap membuat masalah, Simbah tak pernah menyalahkan Tita dan selalu mengingatkan Tita untuk bersabar dalam menjalani hidup.

Satu hari, Simbah mengungkapkan sebuah keinginan. Simbah ingin berkurban. Sebenarnya, keinginan Simbah ini membuka kembali sebuah peristiwa terkait uang kurban yang cukup melukai hati Tita beberapa tahun sebelumnya. Namun keinginan untuk membahagiakan Simbah pada akhirnya  membuat Tita bertekad untuk mengabulkan keinginan Simbah. Ia pun berusaha mengumpulkan uang untuk membeli kambing untuk kurban.

Namun rupanya upaya untuk bisa mengumpulkan uang ini bukan perkara yang mudah. Ada saja hal-hal buruk yang terjadi dalam proses mengumpulkan uang ini. Bahkan hingga mendekati hari raya Idul Adha, Tita masih harus menghadapi berbagai ujian. Apakah akhirnya Tita berhasil mewujudkan mimpi Simbah?

Mimpi Kecil Tita merupakan sebuah novel yang menggambarkan kerasnya hidup seorang gadis bernama Tita. Alih-alih keceriaan, dalam novel ini sosok Tita malah lebih sering bermasalah dan ditimpa kesedihan. Saya sendiri selama membaca buku ini hanya bisa ngebatin karena kok ya sial banget kayaknya hidup Tita ini. Rasanya untuk ukuran sebuah novel anak cerita Tita terasa sangat suram.

Namun di lain pihak, cerita tentang Tita ini juga mengingatkan kita pada sebuah realita dalam kehidupan, tentang mereka yang hidupnya harus penuh perjuangan. Mimpi Tita dalam buku ini bukan mimpi yang muluk-muluk, namun untuk mencapainya terasa sangat berat karena harus dilakoni seorang anak pra remaja. 

Dari Tita kita belajar untuk tak berhenti berjuang untuk mewujudkan mimpi sedangkan dari Simbah kita belajar untuk menjalani takdir kehidupan dengan sabar dan penuh keikhlasan.

Judul buku : Mimpi Kecil Tita

Penulis : Desi Puspitasari

Editor : Triana Rahmawati

Cover : Resoluzy Media

Penerbit : Republika

Tahun terbit : 2017

Rating : 3,5/5