Mohon tunggu...
Antonius Rono
Antonius Rono Mohon Tunggu... Lainnya - Terus Belajar....

Quod scripsi, scripsi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Guru Lewat Menulis

29 Mei 2020   12:00 Diperbarui: 29 Mei 2020   12:14 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah ada rekan kompasioner yang berzodiak cancer seperti saya? Apakah anda pernah iseng mencari di situs mesin pencari tentang jenis pekerjaan yang cocok untuk orang dengan zodiak cancer? Jika ya, mungkin anda akan sama terkejutnya dengan saya dengan hasil pencarian tersebut. Dari 5 situs hasil pencarian yang saya buka secara random, kelimanya menyebutkan jenis profesi guru adalah salah satu profesi yang cocok untuk orang dengan zodiak cancer. 

Entah kebetulan atau tidak, pada waktu masih kecil saya pernah bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Tepatnya pada waktu saya masih kelas 6 SD. Penyebabnya tidak lain adalah sosok guru wali kelas saya pada waktu itu. Pak Joko, demikian kami muridnya memanggil beliau.  Menurut saya, Pak Joko adalah sosok guru yang rendah hati, sabar, dan mengayomi anak didiknya. 

Usia beliau pada waktu itu berkisar 25-30 tahun, saya lupa persisnya. Saya akan membahas mengenai Pak Joko ini di artikel yang lain, karena akan menjadi panjang kalau saya juga membahas beliau di artikel ini. Saya pribadi tidak suka menulis dan membaca artikel yang terlalu panjang.

Kembali ke cerita tentang cita-cita menjadi guru. Cita-cita itu muncul lagi pada waktu menjelang akhir kuliah. Gegara menonton serial drama Jepang yang diangkat dari manga terkenal berjudul “Great Teacher Onizuka”. Mungkin banyak rekan kompasioner yang sudah tahu jalan cerita manga tersebut. Untuk yang belum tahu, inti ceritanya adalah seorang pemuda bekas ketua geng motor yang menjadi guru di sebuah sekolah.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, cita-cita tersebut kandas. Karena hingga saat artikel ini disusun, saya lebih memilih bekerja menjadi karyawan swasta. Meskipun bekerja, saya beruntung masih dapat menyempatkan waktu untuk membaca. Entah membaca koran, artikel, majalah, atau blog seperti Kompasiana ini. 

Saya bergabung menjadi kompasioner sejak tahun 2016. Pada waktu awal bergabung, saya hanya menyempatkan diri untuk membaca artikel-artikelnya kurang lebih seminggu sekali. Situasi ini mulai berubah kira-kira pada akhir tahun 2019 kemarin. Hal ini disebabkan karena ternyata tiap hari banyak dirilis artikel berbobot yang sangat layak untuk dibaca. Mulai dari situ saya rajin untuk membaca artikel-artikel di Kompasiana. Tentu saja saya juga memiliki penulis favorit. Penulis favorit saya adalah Bapak Tjiptadinata Effendi

Saya menyukai artikel beliau karena isinya yang tidak terlalu panjang bahkan ada yang bisa dibilang pendek. Meskipun demikian tetap tidak mengurangi makna yang ingin disampaikan dari artikel itu sendiri. Beliau sering menyertakan pengalaman pribadi yang membuat pembaca mudah menangkap makna yang ingin disampaikan dari artikelnya. Beliau juga sangat produktif. Setiap hari selalu ada artikel yang diunggah ke Kompasiana. 

Dari situlah akhirnya timbul keinginan saya untuk mulai menulis. Saya tidak ingin membatasi diri untuk menulis di bidang tertentu misalnya olahraga atau politik saja. Saya juga menganggap menulis dapat menjadi sarana untuk melanjutkan cita-cita masa kecil saya yang tidak terpenuhi yaitu menjadi guru. Lalu apa hubungannya menjadi guru dengan menulis? Salah satu tugas guru adalah mengajar dan menyebarkan hal-hal yang positif untuk murid-muridnya. Dengan menulis artikel, saya juga dapat menyebarkan hal-hal yang positif. Oleh karena itulah saya ingin menjadi guru lewat menulis.

Demikian artikel saya yang pertama ini untuk Kompasiana. Saya sadar masih banyak yang harus diperbaiki. Mohon rekan kompasioner berkenan memberi kritik yang membangun agar saya bisa menulis dengan lebih baik lagi di artikel berikutnya  dan tetap produktif. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun