Jemari ini sekian lama diam dalam kebimbangan yang entah kapan berlabuh
Untuk menorehkan sepenggal kata pun seperti mati rasa hingga kapan tibanya massa
Energi dari bola matamu, dari manisnya bibirmu yang merekah hampir-hampir terpendam
Tak tampak lagi, apa karena diri ini rapuh karena tanpamu
Entahlah, sinar rembulan, cahya sang raja tata surya pun tiap kali enggan muncul
Tiap hari seakan kebingungan yang terpatri
Gelap, gelap dan gelap diri ini berusaha menggapai dirimu
Engkau bak jauh tetapi tatkala terasa dekat
Pernah pula kurasakan diri ini seakan menyatuÂ
Oh manisnya madu, aku ingin menyatu dengan dirimu
Kapankah sang waktu menawariku sedikit surga