Melihat betapa hancurnya jalanan di wilayah jateng bahkan wilayah lain, kemarin pasti kagum melihat kisah heroik pak ganjar pranowo saat memergoki oknum dinas perhubungan dijembatan timbang yang melakukan pungli dan sopir yang sedang membayar uang pungli istilah bahasa sopir “ngemel” yaitumemberi uang suap agar kendaraan yang melewati beban maksimal(overload) tetap meneruskan perjalanan. Aku akui itu memang tindakan bagus dan keren dari pak ganjar, tapi pasti ada konskuensi atau ganjaran dari tindakan heroik itu. Buntutnya 9 jembatan timbang diwilayah jateng akan di non aktifkan dan pengawasan ketat langsung dari bawahan pak ganjar, hasilnya sopir-sopir pada ngambek, distributor barang juga kelimpungan. Bagaimana tidak? Begini aku jelasin sedikit, angapnya aku punya truk mengangkut sayur dari petani di desa menuju pasar induk di kota, misal permintaan sayur dikota mencapai 10ton/hari. Sedang truk hanya diperbolehkan membawa beban maksimal 5ton padahal truk tersebut mampu membawa beban 10ton, daripada menambah biaya operasional maka distributor mengambil jalan pintas dengan tetap membawa beban 10ton terus “ngemel” daripada harus 2 kali perjalanan malah menambah biaya operasional.
Aku disini tak membela distributor, aku hanya ingin masyarakat tak menyalahkannya. Kenapa? Karena semua itu dilakukan untuk masyarakat yang selalu ingin kebutuhan bahan pangan dan lainya harganya tetap terjangkau dan permintaan pasar harus selalu terpenuhi tepat waktu, karena harus diakui biaya pengiriman barang itu cukup menguras kantong apalagi harga BBM yang sekarang agak mahal.
Dengan tindakan itu konskuensi jalan menjadi cepat rusak, tapi masyarakat harusnya mengakui kualitas aspal di indonesia memang aspal asli tapi palsu, apalagi dengan sistem perbaikan tambal sulam yang justru membuat tak nyaman bahkan membahayakan penguna jalan, sarana untuk transportasi memang masih buruk di indonesia, pemerintah tak pernah belajar dari belanda saat masih menduduki indonesia, kita bandingkan saja kualitas bangunan sekarang dengan jaman kependudukan kalah jauh, banyak jembatan peninggalan masa itu masih berdiri kokoh. tak usah diingat kalau jembatan yang baru-baru sudah hancur, sungguh itu kelam.
Dengan segala carut marut permasalahan semoga pak ganjar dan pemeritah pusat segera sadar dan mengakui bahwa kualitas jalan di indonesia masih buruk, sangat buruk. Dan segera membenahi dengan mendatangkan aspal kualitas nomor 1 jangan kualitas nomor 3 bahkan KW terus. Bangun pak... jalanan negara tetangga sudah mulus, semulus paha aura kasih :))))
Akhirnya sebagai masyarakat yang baik jangan kaget jika esok harga barang kebutuhan harganya agak naik, karena tak bisa dipungkiri biaya operasional juga naik, distributor tetap butuh uang untuk makan keluarganya mereka tak mau rugi.
Demikian tulisan ini aku buat, kesalahan dan perbedaan pendapat pasti selalu ada aku menghargai itu,silahkan dikomentari jika mau. terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H