Dahulu, era 90-an musik dan film melayu cukup banyak menghiasi layar kaca Indonesia. Saya masih ingat akting P. Ramlee di saluran TV 1 dan TV 3 Malaysia yang kebetulan dapat sinyalnya di rumah saya, Â di Pariaman (Sumbar).
Soundtrack Film berjudul 'Gurindam Melayu', gubahan Wandly Yazid sungguh mendayu-dayu ditelinga. Meskipun, di tonton melalui TV berwarna, yang muncul tetap  hitam-putih. Enak ditonton dan menyejukan telinga irama musiknya dibanding melihat film G30S/PKI, semasa itu tontonan wajib bagi anak sekolah seusia saya.
Banyak yang tidak mengenal, Siapa  dibelakang pembuat soundtrack film-film melayu dan siapa Aktor yang saya sukai waktu kecil itu?
P.Ramlee sebenarnya berdarah Aceh, nama asli beliau adalah Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh. Sedangkan komponis 'Gurindam Melayu' Wandly Yazid adalah putra asli Minang Kabau, kampung kecilnya di Suliki, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.
Wandly Yazid sempat dinobatkan oleh Association of Malay Singers, Composers and Professional Musicians (PERKAMUS) tahun 2002 sebagai 1 dari 7 komponis terbaik yang ada di Singapura. Kemudian tahun 2001 mendapatkan COMPASS Meritorious Award, dari Composers and Authors Society of Singapore (COMPASS).
Pelaku seni dan Komponis asal Indonesia, tersohor diluar negri.
Lagu yang berjudul "Majulah Singapura", merupakan karya Zubir Said. Beliau, Musisi dan Komponis asal Bukittinggi (Sumatera Barat). Lagu kebangsaan Singapura ia ciptakan pada tahun 1958. Tahun 1965 Majulah Singapura resmi jadi lagu kebangsaan Singapura.
Selain pencipta lagu kenegaraan Singapura, Zubir Said dikenal sebagai pemenang "Dang Anom" yaitu, penghargaan dalam ajang Festival Film Asia yang kesembilan di Seoul, Korea Selatan. Kemudian, Â Ia dipercaya telah menggubah lebih dari 1.500 lagu, namun hanya 1.000 di antaranya yang telah dipublikasikan.
Barangkali, Zubir Said bisa disejajarkan dengan Ismail Marzuki,pencipta 250 lagu, karyanya yang terkenal adalah  Gugur Bunga (1945) dan Halo-Halo Bandung (1946). Pemerintah Indonesia memberi penghargaan pada Ismail Marzuki sebagai pahlawan nasional pada hari Pahlawan 10 November 2004 di Istana Negara. Kemudian, namanya diabadikan di pusat seni di Jakarta, yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Sedangkan Zubir Said atas jasanya pada Singapura didokumentasikan dalam sebuah buku berjudul Zubir Said: His Songs. Pada tahun 2004, patung Zubir said pun di buat dari perunggu dan dipajang di Taman Warisan Melayu, Singapura.
Namun, Zubir Said bukanlah pahlawan bagi orang Indonesia. Kontribusinya tidak terlihat ke Kampung halaman. Meskipun demikian, saya tetap bangga pada putra Minang Kabau ini, seorang  Zubir Said mampu beramal baik pada negara tetangga.
Setiap  rakyat Singapura melantunkan lagu kebangsaan, ia akan dikenang. Sama seperti W.R. Soepratman yang selalu saya ingat ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya.