Filsafat pendidikan pragmatisme adalah aliran filsafat pendidikan yang menganggap dirinya benar dengan pembuktian bahwa dirinya memang benar yang bersifat kebaikan dan praktis.
Aliran filsafat ini lebih mementingkan tindakan dari pada ajaran dan mendahulukan pengalaman dari pada prinsip-prinsip, karena dalam dunia nyata pengalaman lah yang memang sudah pasti sedangkan prinsip-prinsip kebenarannya masih tidak jelas, bisa jadi benar dan juga bisa salah.
Pemikiran Filsafat Pendidikan Pragmatisme
1. Carles sandrick
Ia adalah anak dari seorang ahli matematika, filsafat dan logika. Ia terkenal dalam filsafat clasic dan sangat pemahami tentang sejarah pengetahuan. Dalam filsafat ia menyimpulkan bahwa kunci dalam usaha adalah data, presepsi dan peluang bagi peneliti, dan pengaruh apa yang akan terjadi akibat ide-ide yang dikemukakan oleh seorang peneliti.
2. Willian James
William mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam filsafat pragmatisme. Pemikirannya lahir karena dalam memahami ilmu pengetahuan cenderung dipengaruhi oleh pandangan normatif, ia beranggapan bahwa tentang kebenaran tujuan ilmu pengetahuan di Amerika  terlalu teoritis. Ia mengatakan secara ringkas tentang pragmatisme merupakan realitas yang sedang terjadi.
3. Jondiwey
Ia mengemukakan tentang pokok-pokok pendidikan yaitu sebagai pendidikan itu sendiri, sebagai pertumbuhan, sebagai proses sosial dan sebagai usaha mengembalikan kembali pengalaman-pengalaman atau juga tentang sejarah. Ia mengemukakan bahwa pengetahuan mungkin hanya tercapai dengan metode pengetahuan dan metode tersebut yaitu dengan berfikir reflektif dan baginya berfikir merupakan alat penggerak sebelum tindakan.
4. Herek kleitos
Telah menyatakan tidak ada yang benar-benar ada kecuali sudah terjadi. Perubahan merupakan prinsip utama realitas, ajarannya sering dengan istilah "segalanya akan terus mengalir dan tidak ada yang menetap"