Mohon tunggu...
Anton Tambun
Anton Tambun Mohon Tunggu... -

seorang pria yang terlahir tanpa busana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Boleh Kusam Benderaku!

15 Agustus 2011   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_124793" align="alignleft" width="150" caption="Bendera Republik Indonesia"][/caption] Berkibarlah bendera ku... Lambang suci gagah perwira...di seluruh pantai Indonesia,Kau tetap pujaan bangsa... Mungkin diantara kita pernah menyanyikan lagu kebangsaan itu dengan lantang sewaktu upacara bendera disekolah dulu. Lagu karangan Ibu Sud tersebut memang sangat fenomenal dan sangat membangkitkan semangat akan cinta Tanah Air. Ibu Sud telah berhasil mempresentasikan semangat Merah Putih nya dan menuangkan nya dalam bentuk lagu dan tentu saja akan menggugah rasa patriotisme bagi siapa saja yang mendengar dan menyanyikan nya. Setidaknya itulah yang terjadi sebelum Reformasi Indonesia diakhir 90an. Saya cukup beruntung pernah merasakan semangat dan keharuan menyanyikan lagu kebangsaan ini. Setiap Senin pagi dengan seragam lengkap mengikuti upacara bendera disekolah,sebuah ritualisme yang mendarahdaging selama 12 tahun dibangku sekolah. Dan perasaan yang bangga dan haru kala ikut menyanyikan lagu ini menjadi sebuah fantasi yang tidak mungkin terlupa dan menjadi bagian kenangan dari masa sekolah. Romantisme seperti itu mungkin belum berakhir hingga kini. Namun,saya berani mengatakan bahwa itu semua telah berada pada gerbang kepunahan. Tidak ada jaminan untuk ke-hikmad-an upacara bendera yang terpancar dalam semangat para pelajar saat ini. Prosesi Upacara Bendera saat ini tidak lebih dari sekedar formalitas yang merongrong jiwa patriotisme para tunas bangsa. Para tunas harapan Bangsa seakan lelah untuk sejenak menghormati dan mengenang jasa para pahlawan dengan hanya bertahan berdiri,mengikuti dan menjiwai setiap detik jalan nya upacara bendera. Parahnya lagi,ini bukan hanya dari pelajar itu saja,karena faktanya para pembimbing,dalam hal ini adalah para guru pun ada yang seakan enggan untuk mengikuti jalan nya upacara bendera. Negeri ini adalah negeri yang dibebaskan atas perjuangan para pahlawan. Dan mengikuti upacara bendera adalah bentuk penghargaan kepada mereka yang rela berkorban demi berkibarnya Sang Saka Merah Putih diatas tanah ini. Bendera yang dikibarkan,boleh saja kusam,dan lagu kebangsaan boleh juga kuno, Namun semangat Merah Putih tidak boleh kusam,dan jiwa patriotisme tidak bisa kuno. Dan Ibu Sud pun pasti bangga karena lagunya kembali berkumandang diseantero Nusantara dengan semangat Merah Putih ! Indonesiaku... Tak harus pudar semangatmu..!! Tak bisa luntur jiwamu..!! Tak boleh kusam Merah Putihku..!! MERDEKA...MERDEKA...MERDEKA !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun