Mohon tunggu...
Antonius herususanto
Antonius herususanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang Suami, ayah dari dua orang anak dan seorang pendidik

HIdup adalah sebuah pembelajaran yang tanpa henti. Seperti yang dikatakan Filsuf Socrates (469 SM-399 SM) dalam pemikiran filosofinya : “Hidup yang tidak direfleksikan tidak layak untuk dihidupi.” Socrates melihat bahwa hidup manusia berjalan bersama sang waktu dengan aneka realitas dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai (Kembali) Semangat Guru

24 November 2021   04:54 Diperbarui: 24 November 2021   04:55 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari Minggu, 21 November 2021 lalu, menjelang peringatan Hari Guru Nasional, beberapa orang yang berprofesi sebagai pendidik maupun yang memiliki perhatian dalam dunia pendidikan berkumpul dalam sebuah pertemuan virtual mengulik tema "Membangun Spiritualitas Keguruan." 

Paguyuban Brayat Minulya Nusantara (PBMN), penggagas pertemuan ini, menyadari perlunya memaknai kembali semangat guru dalam era pembelajaran yang semakin menuntut seorang guru atau pendidik untuk tidak hanya sekedar meneruskan pengetahuan bagi siswanya.  

Pertemuan Virtual yang dikemas dalam bentuk Ngobrol Bersama Sedulur ini menghadirkan tiga nara sumber dari latar belakang yang berbeda. Kehadiran mereka pertemuan virtual ini sungguh menjadi menarik. 

Bagaimana tidak? Ada Pak ST. Kartono, seorang Guru SMA De Britto dan sekaligus kolumnis di beberapa harian surat kabar. Ada juga Pak Andy Iwaniswanto, praktisi NLP yang mulai tahun ini secara penuh waktu mengabdikan di institusi pendidikan yakni Sekolah Tinggi Pariwisata, Elbajo Commodus. Dan yang terakhir Pak Yudhis, seorang penggiat dunia pendidikan non-formal, pendiri Sekolah Alam di Bantul, Yogyakarta.

Ada alur yang sama dari sharing ketiga narasumber yakni menjadi seorang guru sesungguhnya adalah panggilan jiwa atau istilah kerennya passion yang mengalir dari kedalaman hati dan menggerakkan untuk selalu berkreasi bagi anak didik yang didampinginya. 

Dalam diskusi  yang dimoderatori Pak Sigit dari Yayasan Tarakanita, Jakarta muncul berbagai gagasan untuk menghidupi panggilan guru bukan hanya sebagai sebuah profesi dengan tugas dan kewajibannya. Juga bukan hanya sebagai panggilan hidup/jiwa  untuk mendidik atau mencerdaskan kaum muda penerus bangsa. 

Gagasan yang lebih menghenyakkan muncul dari Pak Yulius, seorang dosen di sebuah Universitas Katolik di Surabaya, yaitu bahwa menjadi seorang guru adalah sebuah ibadah. 

Gagasan yang awalnya mengejutkan bagi dirinya, lama-kelamaan menjadi sebuah pemaknaan yang semakin mendalam sebagai guru, pendidik ataupun dosen. Para peserta semakin bersemangat terlibat dalam diskusi yang semakin menghangat. 

Ada yang disadarkan untuk merevisi kebiasaan yang selama ini dilakukan dalam proses belajar mengajar yang sekedar meneruskan pengetahuan. Ada pula yang semakin diteguhkan untuk semakin giat memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan dalam melengkapi diri untuk memberikan diri sebagai guru yang bisa menginspirasi, dan selalu dirindukan kehadirannya oleh para anak didik atau mahasiswanya.  

Pak Sigit sebagai moderator menggarisbawahi dalam kesimpulannya, bahwa alur sharing hingga diskusi dalam pertemuan virtual ini menjadi sangat menarik karena sejalan dengan tema yang diusung dalam peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, yaitu "Bergerak Dengan Hati Pulihkan Pendidikan".  

Mendidik sebagai sebuah ibadah adalah sebuah penemuan makna yang perlu terus menerus digali dan dihayati oleh para pendidik. Sehingga para pendidik akan terus menerus meletakkan seluruh proses pembelajaran bukan hanya semata-mata sebagai tugas atau kewajiban, melainkan dengan sepenuh hati akan terus memberikan yang terbaik sebagai persembahan kepada Allah yang telah memilih mereka menjadi guru dan pendidik di manapun mereka berada.

Selamat menyambut dan merayakan Hari Guru Nasinal ke-76.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun