Hari Minggu, 21 November 2021 lalu, menjelang peringatan Hari Guru Nasional, beberapa orang yang berprofesi sebagai pendidik maupun yang memiliki perhatian dalam dunia pendidikan berkumpul dalam sebuah pertemuan virtual mengulik tema "Membangun Spiritualitas Keguruan."
Paguyuban Brayat Minulya Nusantara (PBMN), penggagas pertemuan ini, menyadari perlunya memaknai kembali semangat guru dalam era pembelajaran yang semakin menuntut seorang guru atau pendidik untuk tidak hanya sekedar meneruskan pengetahuan bagi siswanya.
Pertemuan Virtual yang dikemas dalam bentuk Ngobrol Bersama Sedulur ini menghadirkan tiga nara sumber dari latar belakang yang berbeda. Kehadiran mereka pertemuan virtual ini sungguh menjadi menarik.
Bagaimana tidak? Ada Pak ST. Kartono, seorang Guru SMA De Britto dan sekaligus kolumnis di beberapa harian surat kabar. Ada juga Pak Andy Iwaniswanto, praktisi NLP yang mulai tahun ini secara penuh waktu mengabdikan di institusi pendidikan yakni Sekolah Tinggi Pariwisata, Elbajo Commodus. Dan yang terakhir Pak Yudhis, seorang penggiat dunia pendidikan non-formal, pendiri Sekolah Alam di Bantul, Yogyakarta.
Ada alur yang sama dari sharing ketiga narasumber yakni menjadi seorang guru sesungguhnya adalah panggilan jiwa atau istilah kerennya passion yang mengalir dari kedalaman hati dan menggerakkan untuk selalu berkreasi bagi anak didik yang didampinginya.
Dalam diskusi yang dimoderatori Pak Sigit dari Yayasan Tarakanita, Jakarta muncul berbagai gagasan untuk menghidupi panggilan guru bukan hanya sebagai sebuah profesi dengan tugas dan kewajibannya. Juga bukan hanya sebagai panggilan hidup/jiwa untuk mendidik atau mencerdaskan kaum muda penerus bangsa.
Gagasan yang lebih menghenyakkan muncul dari Pak Yulius, seorang dosen di sebuah Universitas Katolik di Surabaya, yaitu bahwa menjadi seorang guru adalah sebuah ibadah.
Gagasan yang awalnya mengejutkan bagi dirinya, lama-kelamaan menjadi sebuah pemaknaan yang semakin mendalam sebagai guru, pendidik ataupun dosen. Para peserta semakin bersemangat terlibat dalam diskusi yang semakin menghangat.
Ada yang disadarkan untuk merevisi kebiasaan yang selama ini dilakukan dalam proses belajar mengajar yang sekedar meneruskan pengetahuan. Ada pula yang semakin diteguhkan untuk semakin giat memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan dalam melengkapi diri untuk memberikan diri sebagai guru yang bisa menginspirasi, dan selalu dirindukan kehadirannya oleh para anak didik atau mahasiswanya.
Pak Sigit sebagai moderator menggarisbawahi dalam kesimpulannya, bahwa alur sharing hingga diskusi dalam pertemuan virtual ini menjadi sangat menarik karena sejalan dengan tema yang diusung dalam peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, yaitu "Bergerak Dengan Hati Pulihkan Pendidikan".
Mendidik sebagai sebuah ibadah adalah sebuah penemuan makna yang perlu terus menerus digali dan dihayati oleh para pendidik. Sehingga para pendidik akan terus menerus meletakkan seluruh proses pembelajaran bukan hanya semata-mata sebagai tugas atau kewajiban, melainkan dengan sepenuh hati akan terus memberikan yang terbaik sebagai persembahan kepada Allah yang telah memilih mereka menjadi guru dan pendidik di manapun mereka berada.