Mohon tunggu...
Anton Surya Senjaya
Anton Surya Senjaya Mohon Tunggu... -

Konsultan dan Praktisi Manajemen Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye Hitam: Menguntungkan atau Merugikan?

28 Mei 2014   05:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam waktu sekitar 1,5 bulan lagi kita akan melaksanakan pemilu (pemihan umum) untuk memilih calon presiden dan wakil presiden periode 2014-2019. Sebagaimana sudah menjadi suatu kebiasaan, kampanye hitam atau black campaign kerap kali muncul pada saat menjelang pemilihan umum, khususnya dalam memilih calon presiden dan wakil presiden. Isu yang disampaikan dapat berupa isu suku, agama, ras, kewarganegaraan, dan lain-lain. Ironisnya, kampanye hitam juga dilakukan dalam bentuk yang tidak lagi menggunakan akal sehat atau logika. Suatu contoh nyata dari hal ini adalah kampanye hitam yang menginformasikan wafatnya salah satu anggota pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Salah satu tujuan akhir yang hendak dicapai melalui kampanye hitam adalah menjatuhkan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu, baik dengan cara menghina maupun memfitnah, yang diharapkan dapat meningkatkan elektabilitas pasangan capres dan cawapres yang lain.  Hal ini dapat memancing emosi kita yang mendukung pasangan tersebut dan bahkan dapat menyebabkan kita untuk melakukan tindakan serupa sebagai bentuk balasan dan perlawanan. Tanpa disadari, hal ini justru akan merugikan semua pihak yang melakukan kampanye hitam. Masa kampanye yang seharusnya diisi dengan mengampanyekan keunggulan setiap pasangan capres dan cawapres justru dinodai dan diwarnai dengan isu-isu yang saling menyerang dan menjatuhkan pasangan tertentu.

Lalu bagaimana sikap kita dalam menghadapi kampanye hitam yang ditujukan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden? Satu prinsip yang harus kita pegang teguh adalah TIDAK melakukan kampanye hitam. Kita tentu merasa kesal dan marah apabila pasangan capres dan cawapres yang kita dukung ternyata difitnah oleh seseorang atau kelompok orang tertentu. Kampanye hitam ini tidak selalu pasti dilakukan oleh kelompok lawan. Kampanye hitam juga dapat dilakukan oleh kelompok sendiri sebagai bentuk provokasi. Pertanyaannya adalah, walaupun kampanye hitam yang kita lakukan - mungkin - dapat menguntungkan pasangan capres dan cawapres yang kita dukung, apakah kita rela sejarah mencatat bahwa pemimpin kita - calon presiden dan wakil presiden yang kita dukung - menang dengan cara yang tidak benar???

Jika tidak, tentu sekali lagi kita perlu berpegang teguh untuk berpegang pada prinsip untuk TIDAK melakukan kampanye hitam. Kita - sebagai pendukung salah satu pasangan capres dan cawapres - perlu menunjukkan integritas dan keunggulan kita dimana kita bersaing secara sehat dan tidak terlibat dalam berbagai bentuk kampanye hitam. Bukankah kita akan merasa jauh lebih bangga dan puas jika pasangan capres dan cawapres yang kita dukung ternyata menang dengan cara yang sehat?!

Jadi, apakah kampanye hitam menguntungkan atau merugikan?! Mari kita tinggalkan segala bentuk kampanye hitam lalu tunjukkan dan beritakanlah keunggulan pasangan capres dan cawapres yang kita dukung! Biarlah sejarah Indonesia kita tercinta mencatat bahwa pasangan capres dan cawapres yang kita dukung dapat sungguh-sungguh menjadi teladan pemimpin negara ini yang bersih dan menang dengan cara yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun