Mohon tunggu...
anton
anton Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 Kajian Sejarah FISIP UNNES, Guru SMA

Suka diskusi dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Boleh Ada Matahari Kembar di Majapahit! (Kisah Raden Wijaya Vs Ranggalawe)

23 Januari 2023   19:21 Diperbarui: 23 Januari 2023   19:35 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2021/02/20/3057871501.jpg

Manusia mudah sekali melupakan kata-katanya. Pagi hari bilang cinta, namun malam hari bilang benci. Pagi hari diliputi saling percaya, namun malam hari berkhianat. Mengemis saat butuh bantuan, namun saat   berjaya, ia tak sadarkan diri. Melupakan orang-orang yang turut membantunya dengan segenap ketulusan.

Dengan tenaga yang tersisa Ranggalawe mengamankan Raden Wijaya dan keluarganya. Pedangnya begitu tangkas menghalau setiap panah dan tombak yang mengancam keselamatan Raden Wijaya dan Keluarga. Sebagai prajurit setia, dia menjadi tameng yang kokoh bagi sang raden. Beberapa pengikut setia yang tersisa lainnya turut serta antaralain; Lembu Sora, Pamadana, Nambi, Wiragati, Dangsi, Banyak Kapok, Pedang, Mahisa Pawagal, dan Gajah Pagon.

Menantu Kertanegara ini melarikan diri dari kejaran tentara Gelang-gelang Jayakatwang. Melewati hutan rima, rawa, sungai, perbukitan, demi menyelamatkan nyawa.

Serbuan tentara Gelang-gelang telah meluluh lantahkan kemegahan Istana Singasari. Rupanya pemberontak amat jeli mengintai sisi lemah kerajaan.Tidak sampai hati Kertanegara menduga bahwa besannya sendiri tega melakukan pemberontakan seperti ini. Bahkan saking percayanya, ia menikahkan putrinya kepada putra Jayakatwang, yakni Ardharaja. Kertanegara tewas ditangan tentara pemberontak. Aroma arak begitu kental di tubuhnya. Sebelum tewas, Ia baru saja menyempurnakan ritual keagamannya dengan meminum arak.

Rombongan yang selamat terus berjalan ke Timur menuju sumenep Madura. Tentara Gelang- gelang terus memburu mereka tanpa ampun. Dan tibalah mereka di pesisir pantai. Beruntungnya mereka mendapatkan kapal yang dalam kondisi baik dari seorang nelayan. Dengan kapal itulah mereka akhirnya mengarungi lautan. Tentara Gelang-gelang pun menyerah mereka balik arah.

Sampailah mereka di kediaman Arya Wiraraja di Sumenep Madura. Raden Wijaya diterima oleh sang adipati dengan tangan terbuka. Bahkan sang Adipati siap mendukung Raden Wijaya menuntut balas kepada Jayakatwang.

Adipati Arya Raja, Ranggalawe dan Raden Wijaya mengatur siasat agar bisa kembali merebut Singasari. Sang Adipati memberikan masukan kepada Raden Wijaya agar menyerahkan diri kepada Jayakatwang. Memohon ampun dan bersumpah setia kepadanya. Arya Wiraraja akan mengirim surat kepada Jayakatwang agar bersdia menerima Raden Wijaya.

Raden Wijaya merasa sangat berutang budi kepada Adipati Sumenep dan anaknya Ranggalawe. Tanpa bantuannya mungkin ia telah tewas. Raden Wijaya berjanji suatu saat jika ia berhasil merebut tahta Singasari dari Jayakawang, Ia akan memberikan sebagian wilayah Singasari kepadanya. Ia juga berjanji menjadikan Ranggalawe sebagai Mahapatih.

Raden Wijaya menuruti usulan Adipati Arya Wiraraja untuk datang ke Kediri. Atas jaminannya, Raden Wijaya diterima dengan baik oleh Jayakatwang. Di Kediri Raden Wijaya memperlihatkan kecakapan dan kesetianya. Jayakatwang yakin Raden Wijaya akan tetap setia terhadap Kediri. Aroma kecurigaan terhadap sisa keluarga trah rajasa ini lama-kelamaan tenggelam. Semuanya menjadi biasa. Jayakatwang memperlakukan mereka dengan sangat baik.

Tibalah saatnya siasat itu muncul. Kegemaran berburu sang raja di hutan belantara dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Ia mengusulkan agar dibangun wisata perburuan yang baru di hutan Tarik. Menurutnya hutan Tarik masih sangat asri. Binatang-binatangnya masih banyak dan sangat cocok untuk wisata perburuan. Raja Jayakatwang sangat tertarik dengan usulan itu. Dengan kelihaian diplomasinya, Raden Wijaya dipercaya untuk membangunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun