Payahnya, karena tafsiran awal publik sudah negatif dan sesat, kesedihan beliau-beliau ini masih ditafsirkan sebagai penyesalan akibat langkah sesat beliau mendepak si 'the outsider'.Â
Padahal masalah utamanya adalah:" Kapan lagi kita bisa berubah bila tidak segera dimulai dari sekarang?" Dan kita hanya terus bergantung (mengandalkan diri) pada calon pemimpin tua berpengalaman dengan jutaan pendukung partisan fanatiknya yang selalu rela memperbudak diri, dan setia sampai mati (asalkan tetap kenyang)?
Inilah tangkapan penulis terkait persoalan Gibran dan sang "outsider", dan penulis yakin semua yang penulis paparkan di atas telah lebih cepat dipahami oleh seorang tokoh oposisi tua bapak Amien Rais, karena beliau pun hendak mendirikan partai baru milenial; maka belajarlah dari lawan politik yang handal, dan cerdiklah memilih lawan tanding yang paling brutal namun tetap berintegrasi. Terima-kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H