Mohon tunggu...
Purbo Iriantono
Purbo Iriantono Mohon Tunggu... Freelancer - Jalani inspirasi yang berjalan

"Semangat selalu mencari yang paling ideal dan paling mengakar" merupakan hal yang paling krusial dalam jiwa seorang yang selalu merasa kehausan kasih...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Mesti (kembali) ke Jabar?

31 Mei 2019   06:55 Diperbarui: 31 Mei 2019   10:47 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tinggal bilah bersisa serat,

yang nyaris tanpa inti terpadat.

Langkah tapak kaki jelas jadi kian berat,

menjejak bentangan pesisir yang sarat nyaris tak ter-ralat.

Ini ranah berkiblat rakyat,

yang tak kenal lapis karat apalagi 

gentar pada aparat

Patok syariat mutlak akurat

yang melanggar sudah pasti terhujat sesat.

Hukum jadi aturan ketat yang tak berkutat,

nyawa budaya tercekat nyaris sekarat,

tradisi tinggal label tempelan penarik zakat,

yang akbar jadi serba darurat,

karena kasih terjerat hakekat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun