Seorang Negarawan hidup dengannafas yang selalu menghembuskan perjuangan. Perjuangan demi kejayaan bangsa. Mengabdikan seluruh hidupnya dengan cita-cita yang satu, yaitu kemajuan bagi bangsa dan negarannya. Negarawan itu bernama Soekarno. Rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia selalu bisa dirasakan dari setiap kata yang diucapkan Soekarno,juga dari setiap kata yang dia tuliskan. Bukti sejarah kecintaan itu terekam dari apa yang Soekarno tuliskan didalam dedication of life-nya.
Dedikasi itu terus menjaga geloraapi pengabdian. Mengajak setiap anak bangsa untuk ikut bersama  bahu-membahu merawat Indonesia. Demi memantikkembali semangat dedikasi untuk pembangunan bangsa, pembacaan dedication of life Soekarno selaludilakukan dalam setiap acara yang dilaksanakan oleh Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan (PDIP). Kali ini, pada puncak perayaanHUT ke-44 PDIP, Gubernur Banten Rano Karno dipercayamenjadi pembaca naskah Dedicationof Life itu. Bagi Rano Karno tulisan itu adalah pesan dan hikmah yang menggetarkan,menyadarkan setiap rakyat Indonesia bahwa api perjuangan tak pernah padam.Â
RanoKarno adalah salah satu orang yang diberi kepercayaan untuk dapat menggelorakan kembali semangat perjuangan untuk kemajuan bangsa. Presiden JokoWidodo juga pernah diamanatkan untuk menyampaikan pesan penuh dedikasi itu. Cita-cita Soekarno harus selalu tumbuh di hati setiap anak bangsa, agar setiap anak bangsa sadar akan pentingnya tanah air Indonesia. Soekarno adalah jalan hidup. Dari dirinya kita belajar rasa cinta dan pengabdian untuk Indonesia.
Coba renungkan dan rasakan apa arti Indonesia melalui tulisan dedication of life Soekarno ini;
Saya adalah manusia biasa
Saya dus tidak sempurna
Sebagai manusia biasa, saya takluput dari kekurangan dan kesalahan
Hanya kebahagiaanku adalahmengabdi kepada Tuhan, Kepada Tanah Air, Kepada bangsa
Itulah dedicaiton of life-ku
Jiwa pengabdian inilah jadifalsafah hidupku
Saya nikmati dan jadi bekal hidupku
Tanpa jiwa pengabdian ini sayabukan apa-apa
Akan tetapi dengan jiwapengabdian ini Saya merasa hidupku bahagia dan membawa manfaat
Soekarno, 10 September 1966