Mohon tunggu...
Anton News
Anton News Mohon Tunggu... Dosen - Invisible Hand
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Antara Aku, Kamu dan Keyakinan Kita"

10 Oktober 2020   13:05 Diperbarui: 10 Oktober 2020   13:12 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Dokumentasi Pribadi

Sesuatu yang sangat didambakan setiap insan di dunia ini terutama muda-mudi tentunya mendambakan kebahagiaan hidup, salah satunya adalah pernikahan. Di dalamnya terdapat nilai-nilai keberkahan dan rahmat bagi orang-orang yang tujuan hidupnya beribadah dan mencari ridhlo Allah SWT semata, maka setiap langkah dalam pernikahan memiliki nilai ibadah yang sangat agung karena merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Pernikahan adalah sebuah proses dimana laki-laki dan perempuan bersatu dalam sebuah ikatan yang suci (sakral), pada prosesnya itu disaksikan oleh wali, saksi dan seluruh makhluk di bumi maupun langit, ketika sang wali dan saksi berkata "sah" maka terikatlah janji sehidup semati untuk selamanya dalam menggapai ridhlo Allah SWT.

Pernikahan merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT sebagaimana dalam Al-qur'an Surat An-nur ayat 32, yang berbunyi :

Gambar : Dokpri
Gambar : Dokpri
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberiannya) lahi maha mengetahui".

Pernikahan juga telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sehingga hukumnya sunnah, maka sebagai umatnya tentu harus mengikuti sunnah beliau untuk menyempurnakan ibadahnya menuju kebahagiaan cinta dan ridhlo Allah SWT. 

Namun, apa jadinya jika pernikahan itu menyatukan dua perbedaan yang sangat prinsipil?

Ya, perbedaan 'keyakinan' antara sepasang mempelai! 

Kata orang, perbedaan akan indah jika dipersatukan dalam sebuah pernikahan, karena keduanya akan saling melengkapi satu sama lain. Namun untuk yang satu ini 'keyakinan' tentunya sangat berat karena yang ada bukanlah saling melengkapi, akan tetapi yang ada  hanyalah 'toleransi'.

Pernikahan dengan perbedaan keyakinan sepintas terlihat biasa-biasa saja, sduah biasa dan sama dengan pernikahan yang lainnya. Namun bagiku terlihat pada kenyataannya akan banyak tantangan dan perbedaan yang tidak sejalan, pedoman hidup yang berbeda sangat menentukan kebiasaan dan gaya hidup yang berbeda pula, dalam perjalanan hidup berumahtangganya sudah tentu memiliki banyaknya perbedaan yang sangat mendasar karena hidup dengan kebiasaan dan ajaran agamanya masing-masing yang telah melekat sejak kecil sehingga kemungkinan terjadinya benturan yang terus menerus yang akan mempengaruhi tingkat keharmonisan berkeluarga.

Gambar : Dokumen Pribadi
Gambar : Dokumen Pribadi
Ya, sudah pasti masing-masing dari kita 'Aku pada do'a dan kepercayaanku' dan 'kamu pada do'a dan kepercayaanmu', sebenarnya kita sama-sama memiliki tuhan, namun persepsi dari keyakinan itu sudah jelas telah membedakannya.

Gambar : Dokumen Pribadi
Gambar : Dokumen Pribadi
Apakah kita salah? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun