Kabupaten Klaten masuk dalam provinsi Jawa tengah, sedangkan jawa tengah memiliki kabupaten yang begitu banyak maka Klaten masuk dalam Karisidenan Surakarta yang terdiri dari Klaten, Surakarta, Boyolali, Salatiga, Karanganyar, Sukoharjo, dan Wonogiri. Saking besarnya Jawatengah maka diseleksi daerah antar karisidenan dahulu baru setelah menajdi juara di Karisidenan akan mewakili di tingkat provinsi.
Ternyata pada saat saya memperkuat tim kabupaten saya di ajang Piala Suratin di Karisidenan Surakarta itu saya sudah dianggap sudah mengikuti Event Piala Suratin jadi tidak boleh memperkuat tim lain dalam Event yang sama, meskipun saya waktu itu memperkuat Tim PSIK Klaten satu tahun sebelum saya bergabung dalam Tim PSS Junior tetapi dalam regulasi PSSI dianggap sudah tidak boleh mengikuti tim lain.
Singkat cerita nya dua hari sebelum pertandingan PSS Sleman Junior saya membaca koran lokal bahwa tim tetangga yaitu PSIM Junior mengalami kekurangan amunisi dikarenakan salah satu pemainnya ternyata sudah mengikuti kejuaraan Piala Suratin dalam penyisihan yang juga dilaksanakan di tahun yang sama dengan waktu saya membela kabupaten saya. Ternyata pemain yang dianggap tercoret dari Skuat PSIM adalah berasal dari Wonogiri dan merupakan lawan tanding saya pada saat main di Karisidenan Surakarta.
Akhirnya malem itu setelah saya membaca koran lokal itu saya berpikir dan banyak pertimbangan yang menyakut posisi saya di tim, dan timbulkan percakapan batin saya ‘kalau saya bilang ke pelatih pasti akan dipulangkan dan persiapan enam bulan ini akan sia-sia karena saya tidak akan bisa turun main di event itu dan saya harus pulang ke Klaten tanpa hasil apa-apa dan tentunya akan mengecewakan orang tua saya, dan pertimbangan lain lagi kalau saya tidak bilang ke pelatih saya maka saya merugikan tim PSS Sleman dan teman-teman satu tim akan mengalami diskualifikasi jika ketahuan salah satu pemainnya pernah mengikuti tim lain sebelum bergabung di PSS Sleman dan tentunya merugikan banyak orang’.
Dan akhirnya paginya dengan perasaaan sedih saya beranikan diri mengahadap pelatih saya yaitu Bang Maman Durachman dan bilang ke beliau bahwa saya pernah ikut event yang sama pada tahun lalu dan merupakan penyisihan dari beberapa karisidenan, tanpa ekspresi dari pelatih saya itu hanya bilang “Ya sudah Ton kamu sudah berani bilang ke saya dan saya ucapkan terima kasih atas kejujuranmu, jika kamu tidak bilang dan kamu dimainkan maka kalau ketahuan oleh panitia dan tim lawan maka tim PSS akan didiskualifikasi”.
Akhirnya saya pulang ke daerah saya dengan kesedihan tetapi saya mengalami kelegaan dan kebahagiaan dalam hati saya. buah dari kejujuran adalah berkat meskipun awalnya kesedihan, ttahun depan nya saya langsung dipanggil memperkuat Tim PSS Sleman junior itu dan selanjutnya malahan bukan saja menjadi pemain junior PSS Sleman tetapi malah menjadi pemain Prapon DIY, PSS U 23 dan akhirnya menjadi pemain PSS Sleman Senior dan akhirnya sampai bergabung di PSIM Yogyakarata. Refleksi saya buah dari Kejujuran tidak berarti hancur tetapi buah nya adalah kebaikan dikemudian hari meskipun pada awalnya mengalami kesedihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H