Melompat kegirangan Babe Si Doel berteriak dengan logat betawinya “Heyy orang kampung Anak gue lulus jadi sarjana, hey orang kampung Si Doel sekarang sudah menjadi tukang insyinyur ” itulah sepenggal dari ungkapan kegembiraan Babe, mengetahui anaknya si Doel sudah lulus kuliah dalam serial ‘Si Doel Anak Sekolahan’. Ungkapan dan ekspresi kegembiraan orang tua melihat anaknya bisa bersekolah sampai tinggi dan lulus dengan baik, bagi sebagian orang adalah hal yang ‘mungkin wajib’ untuk diluapkan, karena untuk membiayai anaknya mencapai prestasi lulus sekolah butuh pengorbanan besar si orang tua, bukan hanya pengorbanan pikiran saja melainkan pengorbanan materi tidak lepas. Kalau dalam serial Si Doel Anak Sekolahan, orang tua Si Doel harus menjual tanahnya untuk membiayai kuliah Si Doel hingga menjadi tukang insyinyur (gelar sekarang sarjana teknik).
Tidak anyal lagi apa yang dilakukan tokoh Babe itu banyak terjadi di kehidupan nyata, tidak semua orang tua itu memiliki material yang cukup ataupun lebih, tetapi banyak sekali orang tua yang hidupnya sederhana untuk Mewujudkan Cita-Cita Anak orang tua akan melakukan segala cara untuk mewujudkan impian anaknya, meskipun itu harus menjual harta dari peninggalan keluarganya ataupun harta yang dimiliki setelah mengumpulkan selama beberapa tahun lamanya. Bukan hanya itu saja orang tua bahkan mencari pinjaman uang kesana kemari demi Mewujudkan Cita-Cita Anak nya itu, sungguh pengorbanan yang patut untuk kita apresiasi sebagai seorang anak.
Kehidupan nyata sekarang ini biaya pendidikan semakin mencekik leher kita, karena bukan semakin turun tetapi malah semakin mahal saja, meskipun pemerintah sudah membuat program wajib belajar 9 tahun secara gratis, tetapi hanya terjadi di sekolah negeri saja untuk sekolah swasta tidak berlaku. Orang tua tentu tidak mau menyekolahkan anaknya ke dalam sekolah yang biasa saja atau bahkan yang kualitasnya seadanya saja, tentu orang tua akan memberikan anaknya yang terbaik termasuk untuk bersekolah di sekolah yang berkualitas meskipun itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan harus merogoh kocek sedalam-dalamnya. Untuk masuk di taman kanak-kanak saja ada beberapa sekolah yang menetapkan tarif 8 juta rupiah dan bahkan untuk masuk untuk jenjang sekolah dasar sampai 10 juta, “woouu mencengangkan sekali nih, biaya sekolahnya melebihi biaya masuk strata dua saya di Universitas Negeri nih, bagaimana kalau di Universitas swasta ? Bisa-bisa nol nya sampai kepala 8-9 nih? Wwkkkkk berapa hayoo itu??”. “Kalau dihitung sekarang bikin cenut-cenut nih kepala, nanti pas saya punya anak berapa bayar sekolahnya ya?”, “udah tidak usah dipikir dalam-dalam dulu saja di lakoni wae (dijalani saja) nanti akan kelakon dengan sendirinya kok” , itulah ungkapan orang jawa yang seakan –akan menunjukkan keprasahan.
“Bagi saya sudah harus mikir-mikir nih”, saya yang mau merencanakan pernikahan tahun depan akan dihadapkan sebuah delematis, seakan menjadi tantangan bagi kami berdua untuk mempersiapkan dalam –dalam rencana kami untuk masa depan keluarga dan anak kami”. Meskipun kami percaya di dalam Tuhan tidak akan ada kekurangan dan tidak akan membiarkan umatnya menderita, pasti nanti akan diberi kemudahan soal rejeki ke depannya, tetapi sebagai manusia biasa kami berdua harus memikirkan rencana keuangan kami ke depan untuk Mewujudkan Cita-Cita Anak kami dikelak kemudian hari.
Nah ini keberuntungan saya mendapatkan seorang calon isteri yang backgroundnya dari pendidikan keuangan, setidaknya memberikan gambaran kepada saya berkaitan dengan perencanaan dan pengaturan keuangan untuk kehidupan kami ke depan, meskipun saya kalau dijelaskan belum tentu selalu paham, tetapi kalau di depan calon isteri saya selalu mengangguk saja dech, “wwwkkkkk”. Untuk Mewujudkan Cita-cita anak kami ke depan yaitu tahap awal untuk 6/7 tahun ke depan kalau anak kami sudah berumur 5/6 tahun kami sudah memikirkannya untuk sekolah play groupatautaman kanak-kanak, selanjutkan kami akan merencanakan anggaran untuk masuk sekolah tingkat selanjutnya. Kami sadar ke depan, biaya sekolah akan tinggi ,maka dari itu berdasarkan inisiatif calon isteri saya kami mulai survei-survei ke beberapa bank atau lembaga asuransi yang bisa bermanfaat untuk rencana kami ke depan termasuk juga rencana Mewujudkan Cita-Cita anak kami nantinya. Dalam perjalanan kami untuk mencari berbagai penawaran dari bank atau lembaga asuransi kami akhirnya memutuskan untuk bergabung ke dalam sebuah produk salah satu bank swasta yang tujuannya untuk masa depan kami.
Selang waktu ternyata calon isteri saya teringat apa yang dilakukan oleh ibu nya yaitu pada saat dia masih SMP ibu nya bergabung ke dalam asuransi Bumiputera dengan jangka waktu 3 tahun dan alhasil setelah lulus SMP diambillah simpanan itu dan bisa dipakai untuk membiayai ke jenjang Sekolah menengah Atas. Akhirnya dari cerita calon isteri saya itu kami memutuskan akan bergabung dengan asuransi Bumiputera ini, karena selain sudah tua umurnya untuk sebuah asuransi yaitu berdiri sejak tahun 1912 saya juga membaca dari profile dan produknya sangat bervariasi dan menarik, Bumiputera memberikan perlindungan kepada pemegang polis dan bisa dipakai juga untuk rencana pembiayaan sekolah anak-anak kami mendatang mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Program yang menarik yang membuat saya tertarik pada asuransi Bumiputera ini dengan produknya Mitra Beasiswa dan Mitra Cerdas, dengan jangka waktu 2 tahun sampai 17 tahun bisa kami rencanakan untuk jangka panjang demi masa depan dan keamanan kami, sehingga bisa Mewujudkan Cita-cita Anak kami kedepannya, semoga melalui asuransi Bumiptera ini bisa Mewujudkan Cita-Cita Anak kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H