Mohon tunggu...
Antonius Satria Hadi
Antonius Satria Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Direktur Kantor Urusan Internasional, Humas, dan Kerjasama Universitas Widya Mataram (UWM)

Peran saya mencakup pengembangan strategi untuk meningkatkan citra universitas secara global, membangun kemitraan strategis dengan institusi internasional, dan memastikan efektivitas komunikasi eksternal dan internal. Saya juga bertanggung jawab atas program pertukaran mahasiswa, kerjasama penelitian lintas-batas, serta proyek-proyek internasional lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kontribusi global Universitas Widya Mataram.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pangan Fungsional: Peluang Kesehatan dan Ekonomi Global

29 September 2024   12:48 Diperbarui: 29 September 2024   12:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The 2nd International Seminar on Functional Food and Nutraceutical (Humas UWM)

Pangan fungsional dan nutrasetikal kini menjadi pusat perhatian dalam industri kesehatan dan pangan, karena mampu memberikan manfaat kesehatan yang melampaui kebutuhan gizi biasa. Dalam beberapa tahun terakhir, minat dunia terhadap produk-produk ini semakin meningkat. Hal ini diungkapkan oleh Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., ketika memberikan pandangannya pada acara The 2nd International Seminar on Functional Food and Nutraceutical dengan tema "Warisan Budaya dan Keberlanjutan Kesehatan: Peran Pangan Tradisional dan Fungsional". Seminar ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI) bekerjasama dengan UWM, dan berlangsung di Cavinton Hotel, Yogyakarta pada Sabtu (28/9/2024).

Selain Prof. Edy, acara ini juga menghadirkan sejumlah narasumber ternama, seperti Prof. Dr. Pavinee Chinachoti dari Thailand dan Prof. Dr. Chin-Kun Wang dari Taiwan yang berbicara dari sudut pandang kesehatan, Prof. Dr. Robert Brinkmann dari Amerika Serikat yang membahas perkembangan pangan fungsional di negaranya, serta Prof. Dr. Dony Dahana Wirawan dari Jepang yang menyoroti regulasi terkait label kesehatan di Jepang, khususnya Food for Specified Health Uses (FOSHU) dan Foods and Function Claim (FFC). Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk peneliti, dosen, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya yang tertarik dengan pengembangan pangan fungsional dan nutrasetikal, baik dari dalam maupun luar negeri.

Prof. Edy menekankan bahwa perkembangan pangan fungsional dan nutrasetikal tidak hanya berfokus pada aspek kesehatan, namun juga membuka peluang ekonomi yang sangat besar. "Pasar global nutrasetikal pada tahun 2023 sudah mencapai 326,56 miliar USD dan diprediksi akan terus berkembang dengan CAGR sebesar 7,5%, hingga mencapai 671,99 miliar USD pada 2034. Ini adalah peluang ekonomi yang luar biasa, termasuk bagi Indonesia," kata Prof. Edy.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa perubahan perilaku konsumen, baik di tingkat global maupun nasional, telah mengalami pergeseran yang signifikan, terutama setelah pandemi. "Di Asia-Pasifik, lebih dari 54% konsumen kini lebih fokus pada kesehatan dan kebugaran mereka, dan ini memberikan peluang besar bagi industri untuk terus melakukan inovasi," tambahnya. Sebagai Ketua Dewan Pakar Masyarakat Pertanian Organik Indonesia, Prof. Edy juga menyoroti perubahan perilaku konsumen di Indonesia, di mana hampir 55% generasi milenial telah mengenal atau mendengar tentang pangan fungsional.

Selain itu, Prof. Edy mengingatkan bahwa regulasi menjadi tantangan penting yang harus dihadapi. "Untuk bersaing di pasar global, produsen Indonesia harus memastikan produk mereka memenuhi standar internasional, seperti yang diterapkan oleh BPOM di Indonesia, EFSA di Eropa, dan FDA di Amerika Serikat. Ini memerlukan riset mendalam serta kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi," ujar mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.

Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk pangan fungsional dan nutrasetikal, berkat kekayaan alam dan kearifan lokal seperti jamu, yang sejak lama dikenal memiliki khasiat kesehatan. "Negara kita memiliki potensi besar untuk menghasilkan produk pangan fungsional berbasis bahan lokal," ungkap Prof. Edy, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar ISEI Cabang Yogyakarta.

Seminar internasional ini menjadi wadah penting untuk mendorong inovasi pangan fungsional yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat peran ilmuwan dalam pengembangan produk pangan fungsional dan nutrasetikal. Kolaborasi antara UWM dan P3FNI merupakan contoh nyata sinergi antara dunia akademik dan praktisi dalam menghadapi tantangan pangan di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun