Mohon tunggu...
Antonius Satria Hadi
Antonius Satria Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Direktur Kantor Urusan Internasional, Humas, dan Kerjasama Universitas Widya Mataram (UWM)

Peran saya mencakup pengembangan strategi untuk meningkatkan citra universitas secara global, membangun kemitraan strategis dengan institusi internasional, dan memastikan efektivitas komunikasi eksternal dan internal. Saya juga bertanggung jawab atas program pertukaran mahasiswa, kerjasama penelitian lintas-batas, serta proyek-proyek internasional lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kontribusi global Universitas Widya Mataram.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harmoni Sejarah dan Budaya di Kampus 1 UWM Ndalem Mangkubumen

16 September 2024   13:49 Diperbarui: 16 September 2024   13:54 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garebeg Mulud 2024 di Kampus 1 UWM/dokpri

Keraton Yogyakarta menggelar Hajad Dalem Garebeg Mulud 2024/Je 1958 pada Senin (16/09), sebagai bentuk perayaan Maulid Nabi. Prosesi ini merupakan ekspresi kegembiraan dan penghormatan atas kelahiran Rasulullah SAW. Garebeg Mulud tahun ini kembali dilaksanakan dengan keagungan tradisi yang diwariskan turun-temurun di Keraton Yogyakarta. Gunungan sebagai simbol kesejahteraan yang diberikan oleh Sultan kepada rakyat diarak dari Keraton menuju Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, Kepatihan, dan Ndalem Mangkubumen.

Ndalem Mangkubumen, yang mana Kampus 1 Universitas Widya Mataram (UWM) juga berada di dalamnya, menyimpan nilai sejarah penting. Dilansi dari berbagai sumber, Ndalem ini dahulu merupakan kediaman KGPH Mangkubumi, adik dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII. 

Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI, Ndalem Mangkubumen juga menjadi tempat tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono VII sebelum bertahta, dengan nama Pangeran Hangabehi. Nilai historis inilah yang melandasi pembagian gunungan di Ndalem Mangkubumen, yang dilaksanakan sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

KRT Purwowinoto, salah satu Penghageng Keraton Yogyakarta, ketika ditemui Tim Humas UWM mengungkapkan, "Keraton setiap tahun menyelenggarakan tiga kali Garebeg, dan di Ndalem Mangkubumen ini merupakan kali ketiga sejak Sultan HB X bertahta. Gunungan merupakan sedekah raja kepada rakyatnya, simbol bahwa raja memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Tradisi ini terus berlanjut dengan beberapa penyesuaian agar berjalan aman dan lancar, mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat."

GKR Mangkubumi, yang memimpin prosesi di Ndalem Mangkubumen didampingi oleh GKR Condrokirono dan GKR GKR Hayu, menyatakan, "Saya terima ubo rampe garebeg ini dan saya ucapkan terima kasih. Saya mohon kepada para abdi dalem untuk menerima ketan tersebut agar semua orang bisa sehat dan selamat."

Dosen Arsitektur Tradisional UWM, Dr. Satrio Hasto Broto Wibowo ketika ditemui terpisah oleh Tim Humas UWM, menyoroti keterkaitan erat antara upacara Gerebeg dengan arsitektur Keraton Yogyakarta. "Gerebeg adalah acara besar keagamaan yang sudah dilaksanakan sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Prosesi ini selalu melibatkan bangunan-bangunan penting yang bermakna, seperti omah gunungan untuk pembuatan gunungan dan pagongan untuk nabuh gamelan di kompleks Masjid Gedhe," jelasnya.

Sementara itu, Ibu Unu, salah satu warga yang mendapatkan ubo rampe gunungan, merasa sangat bersyukur. "Senang mendapatkan ubo rampe berupa wajik tradisional khas Keraton. Ini akan saya simpan sebagai kenang-kenangan dan untuk penghidupan sesuai tradisi adat Jawa," ujarnya penuh antusias.

GKR Mangkubumi dalam prosesi Garebeg Mulud 2024/dokpri
GKR Mangkubumi dalam prosesi Garebeg Mulud 2024/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun