Mohon tunggu...
Antonius Satria Hadi
Antonius Satria Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Direktur Kantor Urusan Internasional, Humas, dan Kerjasama Universitas Widya Mataram (UWM)

Peran saya mencakup pengembangan strategi untuk meningkatkan citra universitas secara global, membangun kemitraan strategis dengan institusi internasional, dan memastikan efektivitas komunikasi eksternal dan internal. Saya juga bertanggung jawab atas program pertukaran mahasiswa, kerjasama penelitian lintas-batas, serta proyek-proyek internasional lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kontribusi global Universitas Widya Mataram.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Kultural Berlanjut: UWM dan Keraton Yogyakarta

11 April 2024   13:56 Diperbarui: 11 April 2024   15:57 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Hajad Dalem Garebeg Sawal Keraton Yogyakarta kembali digelar pada Kamis (11/04/2024) mulai pukul 09.00 WIB. Tahun ini, terdapat beberapa penyesuaian penting dalam pelaksanaan Garebeg Sawal, salah satunya adalah penambahan satu lokasi untuk pembagian pareden ubarampe gunungan, yaitu Ndalem Mangkubumen yang bertujuan mengembalikan tradisi masa lampau. Kampus 1 Universitas Widya Mataram (UWM) yang berlokasi di dalam lingkungan Ndalem Mangkubumen menjadi saksi kembalinya tradisi masa lampau tersebut.

Hadir dalam acara ini adalah GKR Mangkubumi, GKR Maduretno, dan GKR Hayu yang menerima dan membagikan gunungan di Ndalem Mangkubumen. Kehadiran para putri Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut memberikan nuansa istimewa pada acara tersebut. Tak hanya itu, Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. dan dosen Prodi Arsitektur UWM yang juga seorang kandidat doktor dari bidang ilmu arsitektur budaya Padmana Grady Prabasmara, S.T., M.Sc. juga turut hadir untuk menyaksikan acara tersebut

Sebanyak 50 pareden gunungan di Ndalem Mangkubumen diterima secara langsung oleh putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Mangkubumi. Adapun prosesi pembagian pareden di Ndalem Mangkubumen tersebut tidak dibuka untuk umum. “Pareden gunungan yang dibagikan di sini (Ndalem Mangkubumen) merupakan bagian dari enam gunungan yang dibawa di Masjid Gedhe. Dan sudah didoakan terlebih dulu oleh Abdi Dalem Pengulon,” ucap GKR Mangkubumi

Garebeg Sawal merupakan perwujudan rasa syukur akan datangnya Idul Fitri. Makna dan simbolisasi dalam upacara gunungan pun menjadi sorotan. Ndalem Mangkubumen, yang kini berfungsi sebagai Kampus 1 UWM, tetap mampu memelihara fungsinya sebagai simbol kebudayaan. “Tradisi harus terus berlanjut dan UWM adalah bagian integral dari Keraton Yogyakarta yang memelihara tradisi kultural”, ucap Prof. Edy yang juga mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) ini.

Grady menambahkan bahwa Ndalem Mangkubumen memiliki nilai tinggi, baik dari segi sejarah maupun fisiknya yang menyerupai keraton. Nilai-nilai fisik bangunan Ndalem Mangkubumen tetap memiliki makna yang kuat, meskipun sekarang berfungsi sebagai bangunan pendidikan. “Dengan adanya acara gunungan ini, Ndalem Mangkubumen sekali lagi menegaskan perannya sebagai museum hidup kebudayaan”, ujar Grady.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun