Dua hari bergabung bersama para mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) pada momentum pelatihan jurnalistik membuat saya merasa lebih muda dan seakan kembali menjadi mahasiswa. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Prodi PBSI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Timor (Unimor). Berlangsung di Aula Arnoldus Fakultas Pertanian yang nyaman dan makanan sajian panitia yang nikmat membuat pengalaman ini semakin josh.
Tiga orang muda yang keren hadir sebagai narasumber yang berkompeten. Pembawa berita kompas TV Yasir Nene Ama, Kak Dewi Leba jurnalis iNews TV Â dan Dionisius Rebon jurnalis Pos Kupang yang bertugas di Kabupaten Timor Tengah Utara. Masing-masing narasumber memiliki keahlian yang menarik dan unik, tetapi perhatian saya lebih tertuju pada Bang Onchi sapaan akrab Dionisius Rebon yang tiap harinya bergelut dalam dunia tulis menulis. Materi yang disampaikan terasa sangat relevan bagi saya yang sudah tidak mungkin pembaca berita televisi.
Salah satu poin utama yang ditekankan oleh Dionisius adalah pentingnya mengikuti kode etik jurnalistik. Beliau menegaskan bahwa wartawan harus bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat dan berimbang, serta tidak mencampur opini pribadi dengan fakta. Hal ini sangat penting dalam menjaga integritas sebuah berita.
Pemuda asal Pulau Solor ini juga menjelaskan dengan detail tentang metode penulisan berita, baik untuk media cetak maupun online. Struktur penulisan berita menjadi salah satu hal utama yang dipelajarinya, dimulai dengan judul yang menarik, lead berita yang kuat, diikuti oleh isi berita, dan diakhiri dengan penutup yang jelas. Penekanan pada struktur ini membantu saya memahami bagaimana menyusun berita dengan alur yang logis dan informatif.
Selain itu, dia memperkenalkan beberapa jenis berita, seperti straight news, soft news, dan berita features. Masing-masing jenis berita memiliki gaya penulisan dan fokus yang berbeda. Misalnya, straight news harus ditulis dengan cepat, tepat, dan berdasarkan fakta yang jelas, sementara soft news lebih santai dan informatif, sering kali berfokus pada hiburan atau gaya hidup. Saya sangat tertarik dengan penjelasan tentang berita fitur, yang lebih mendalam dan sering kali menggunakan kalimat sastrawi. Meliuk indah ketika dibacakan, sayangnya saya tidak berbakat dibagian tersebut. Sulit memang menghasilkan kalimat yang indah. Bisanya cuman buat pantun.
Pelatihan ini memberikan banyak wawasan baru, terutama dari bro Dionisius Rebon yang berhasil menjelaskan dunia jurnalistik secara praktis dan aplikatif. Saya merasa sangat tertarik untuk memperdalam ilmu tulis menulis. Terima kasih kepada yang memberikan kesempatan kami untuk terus belajar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI