Mohon tunggu...
Antonius Padua Bisma
Antonius Padua Bisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik di bidang psikologi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Perbedaan Perilaku Konsumen Remaja dan Dewasa: Mengapa Preferensi Mereka Berbeda?

8 Juli 2023   13:01 Diperbarui: 8 Juli 2023   13:14 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Perilaku konsumen merupakan hal yang menarik untuk diamati, terutama apabila kita hendak memulai suatu bisnis. Kita perlu menentukan target pasar yang cocok untuk produk atau layanan yang kita tawarkan. Apakah desain produk kita akan lebih digemari oleh kalangan remaja? Ataukah justru layanan kita akan lebih disukai oleh para lansia? Media mana kah yang cocok untuk mengiklankan bisnis kita? Apakah melalui media sosial ataukah melalui iklan televisi?

Untuk dapat memahami hal-hal di atas, kita perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana perilaku dari konsumen kita, salah satunya berdasarkan kelompok usianya.

Apabila kita melihat konsumen berdasarkan kelompok usia, dua kategori usia yang memiliki perbedaan signifikan adalah kelompok remaja dan dewasa. Kedua kategori inimemiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal kebutuhan, preferensi, dan pertimbangan dalam memilih produk atau jasa. Memahami perbedaan ini penting bagi para pemasar untuk mengembangkan strategi yang tepat dalam menjangkau kedua kelompok ini.

Melalui artikel ini, kita akan melihat lebih lanjut perbedaan-perbedaan mendasar dalam perilaku konsumen di kedua kelompok usia ini, remaja dan dewasa. Sejauh apa perbedaan ini mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih suatu produk atau layanan?

1. Faktor Pengambilan Keputusan:

Perilaku konsumen remaja sering kali dipengaruhi oleh teman sebaya dan lingkungan sosial. Mereka cenderung lebih mementingkan validasi sosial dan trendiness dari sebuah produk. Contoh paling jelas adalah remaja yang cenderung mengikuti perkembangan fashion teman-temannya. Sebaliknya, konsumen dewasa cenderung lebih mempertimbangkan aspek rasional dan keuangan dalam pengambilan keputusan. Mereka akan melihat kualitas produk, manfaat yang ditawarkan, dan pertimbangan nilai jangka panjang sebelum membuat keputusan pembelian.

2. Eksplorasi Identitas:

Remaja sering kali sedang dalam proses eksplorasi identitas diri. Hal ini dapat tercermin dalam perilaku konsumen mereka. Mereka cenderung mencoba berbagai merek dan produk untuk mencari tahu preferensi pribadi mereka. Dengan kata lain, konsumen remaja masih "mencoba-coba" untuk menemukan produk yang cocok untuk mereka sehingga cenderung lebih mudah untuk memutuskan dalam membeli suatu produk atau layanan. Di sisi lain, konsumen dewasa cenderung memiliki identitas yang lebih mapan dan cenderung memilih merek dan produk yang konsisten dengan nilai-nilai mereka. Konsumen dewasa yang biasanya memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih memahami produk seperti apa yang cocok untuk mereka.

3. Preferensi Pribadi:

Preferensi pribadi antara konsumen remaja dan dewasa cukuplah berbeda. Remaja seringkali tertarik pada produk-produk yang berhubungan dengan hiburan, musik, fashion, dan teknologi. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap adanya tren baru dan inovasi yang menarik. Di sisi lain, konsumen dewasa lebih fokus pada produk-produk yang berkaitan dengan perumahan, kendaraan, keuangan, dan produk konsumen yang berkelanjutan. Konsumen dewasa cenderung lebih memilih produk atau layanan yang sudah pasti untuk menghindari adanya kerugian atau kesalahan. Hal ini menyebabkan konsumen dewasa enggan untuk mencoba produk-produk dengan inovasi baru dibandingkan konsumen remaja.

4. Faktor Finansial:

Faktor finansial juga menjadi pertimbangan lainnya. Konsumen remaja cenderung memiliki anggaran yang lebih terbatas dibandingkan konsumen dewasa. Remaja mungkin akan lebih fokus pada harga sehingga akan mencari produk dengan harga yang paling terjangkau, bahkan mencari diskon pada berbagai produk atau layanan. Konsumen dewasa, di sisi lain, cenderung mempertimbangkan investasi jangka panjang terhadap suatu produk sehingga akan lebih mempertimbangkan nilai jangka panjang dan kualitas produk tersebut. Aspek finansial yang lebih mapan pada konsumen dewasa membuat opsi produk atau layanan yang dapat dipilih menjadi lebih luas, terutama pada produk atau layanan dengan harga-harga yang cukup tinggi.

5. Pengaruh Media dan Teknologi:

Perkembangan media dan teknologi cukup mempengaruhi perilaku konsumen, terutama pada usia remaja dan dewasa. Remaja tumbuh di era digital dan memiliki akses terhadap berbagai platform media sosial sejak kecil. Bahkan, sebagian besar remaja cukup aktif dalam menggunakan media sosialnya sehingga mereka lebih mungkin terpengaruh oleh influencer dibandingkan konsumen dewasa. Di sisi lain, konsumen dewasa cenderung tidak seaktif remaja dalam menggunakan media sosialnya. Mereka lebih mungkin terpapar oleh iklan yang ada pada televisi, brosur cetak, atau media konvensional lainnya.


6. Tujuan dan Prioritas:

Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya, Konsumen remaja dan dewasa memiliki perbedaan mendasar terkait dengan tujuan mereka dalam membeli suatu produk atau layanan. Remaja cenderung akan membeli produk untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional. Mereka lebih mungkin untuk mencari pengakuan dan status sosial di kalangan teman sebaya atau untuk sekedar memenuhi keinginan mereka. Di sisi lain, konsumen dewasa lebih mungkin memprioritaskan kualitas, kegunaan, dan manfaat yang diberikan oleh produk dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa perilaku konsumen remaja dan dewasa memiliki perbedaan yang signifikan dalam pengambilan keputusan, tingkat eksplorasi identitas, preferensi pribadi, faktor finansial, pengaruh media, dan tujuan pembelian. Memahami perbedaan ini sangatlah penting bagi kita dalam mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk dapat menjangkau target pasar yang tepat.

Apabila kita ingin menargetkan konsumen remaja, maka kita perlu mempertimbangkan aspek media sosial, trendiness, keterjangkauan harga, dan pemenuhan kebutuhan emosional. Pemanfaatan influencer dan pembuatan konten yang menarik pada media sosial dapat menjadi langkah yang tepat untuk menjangkau konsumen remaja. Membuat model produk yang menarik serta harga yang terjangkau juga dapat menarik minat konsumen remaja.

Sementara itu, dalam menargetkan konsumen dewasa, kita perlu mempertimbangkan kualitas produk, nilai jangka panjang, dan pertimbangan rasional. Membangun kepercayaan dan menjelaskan manfaat dan keunggulan produk sedetail mungkin dapat membantu untuk menarik minat konsumen dewasa. Selain itu, memasang harga yang tidak terlalu murah namun masih terjangkau juga dapat membantu konsumen dewasa untuk mempercayai kualitas dari produk yang ditawarkan.

Dalam dunia yang terus berubah dan berkembang, perilaku konsumen juga akan selalu berubah mengikuti perkembangan yang ada. Memahami faktor-faktor yang membedakan perilaku konsumen menjadi kunci untuk dapat menjangkau mereka. Dengan memahami karakterist

Dalam dunia yang terus berubah dan berkembang, memahami perbedaan perilaku konsumen remaja dan dewasa adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka. Dengan memahami karakteristik dan preferensi konsumen di kedua kelompok usia ini, pemasar dapat merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan mencapai kesuksesan dalam pasar yang beragam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun