Mohon tunggu...
MAX
MAX Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar / SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

Hobi saya bermain basket (Olahraga) Saya suka Jalan-Jalan dan bermain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perumahan, Pemukiman, dan Pertamanan

10 Oktober 2024   12:28 Diperbarui: 10 Oktober 2024   12:29 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Menurut statistik dari tahun 2016-2019 rumah layak huni di kota batam jumlahnya meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2017 dengan peningkatan sebesar 1053 unit, sedangkan tahun 2019 terdapat 275.395 rumah layak huni. Pada tahun 2016-2019 persentase luasan terbuka kota Batam tidak mengalami perubahan di setiap tahunnnya, dan pada Tahun 2019 persentase luasan permukiman kumuh meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.

  Pada periode 2016-2019, Kota Batam memiliki peningkatan dengan rumah layak huni. Statistik kota Batam tercatat bahwa pada tahun 2017 telah meningkat pesat dengan 1053 unit rumah laya huni, sedang tahun 2017 ada penurunan sekitar 275.395 unit rumah layak huni. Badan statistik Kota Batam juga mencatat bahwa 23,39% Pemukiman Kumuh dan 0,2% ruang terbuka Hijau sehingga kota Batam hanya memiliki sekitar 12 Ruang Tebuka Hijau (RTH) hal ini dapat membuat wabah-wabah yang akan mencemari lingkungan, sehingga kota Batam harus melakukan penanaman ulang dan penghijauan, supaya apa? Supaya memiliki ruang lingkup yang bersih dan jauh dari wabah-wabah yang mencemari Kota Batam.

  Banyaknya perubahan statistik dalam bidang perumahan, pemukiman, dan pertamanan di Kota Batam yang sering berubah dari tahun 2016-2019. Selain mengganggu keseimbangan dan mencemari lingkungan, permukiman kumuh di bantaran sungai juga mengancam faktor keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan penghuninya. Rentan bencana, banjir, kebakaran, penumpukan sampah, kerawanan sosial serta wabah penyakit menjadi permasalahan yang tak kunjung usai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun