Korea Utara merupakan salah satu negara pecahan dari semenanjung Korea. Berbeda dari negara pecahan yang lain (Korea Selatan), Korea Utara merupakan negara yang sangat tertutup dari dunia luar. Selain dengan Cina, hampir tidak ada negara lain yang memiliki hubungan diplomasi dengan negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un.Â
Rakyat dari Korea Utara hidup secara tidak bebas, karena sangat diatur oleh berbagai aturan dari pemerintah yang terkadang peraturannya tidak masuk di akal.Â
Berbeda dengan Korea Selatan, negara ini mengikuti arus globalisasi yang marak terjadi di era digital ini. Rakyat Korea Selatan jauh hidup lebih bebas dan dapat mengakses berbagai informasi yang ada di Korea Selatan dan diluar Korea Selatan.Â
Apa itu Juche?
Juche merupakan ideologi dari negara Korea Utara. Sama seperti Pancasila yang menjadi ideologi negara Indonesia, Juche merupakan ideologi sekaligus dasar pandangan hidup ala Korea Utara. Juche pertama kali digagas oleh presiden pertama Korea Utara, yaitu Kim Il-sung yang juga merupakan kakek dari presiden Korea Utara sekarang Kim Jong-un. Juche memiliki empat konsep, yaitu chuch'e, chaju, charip, dan chawi. Konsep-konsep tersebut dikembangkan dari tahun 1950 sampai 1960-an.Â
Chuch'e
Pada dasarnya konsep ini mengharuskan rakyatnya untuk tidak bergantung pada pengalaman revolusi negara lain, namun atas dasar sejarah revolusioner Korea Utara sendiri. Dengan konsep chuch'e, Korea Utara menerapkan prinsip-prinsip Marxisme-Leninisme yang diharapkan dapat dikempbangkan secara kreatif.
Chaju
Korea Utara memang sangat sedikit memiliki hubungan diplomatik dengan negara lain. Selain itu, negara ini juga sangat tertutup dari dunia luar. Konsep chaju nampaknya menjadi faktor mengapa Korea Utara sangat sedikit berdiplomatik dengan negara lain. Konsep chaju memiliki arti pennetuan nasib sendiri. Kim Il-sung menerapkan konsep chaju dengan tujuan agar rakyat Korea Utara tidak menjadi boneka negara-negara besar dan menjual negaranya sendiri ke negara-negara besar untuk kepentingan sendiri.
Charip