Mohon tunggu...
Antonius Ratu Gah
Antonius Ratu Gah Mohon Tunggu... -

Reporter Radio Asing, berdomisili di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikmati Hari, dari Bencana ke Bencana

13 Desember 2010   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292214007305504941

Begitu terjadi bencana, kami siap berangkat dengan semua perlengkapan yang ada. Bukan hanya fisik saja, komitmen yang kuat, dukungan perusahaan, relawan terlatih serta dana yang memadai, membuat kami tiba di lokasi seawal mungkin untuk melaksanakan tugas kemanusiaan.

Demikian disampaikan Koordinator Tim Sampoerna Rescue Tolle saat menangani erupsi Merapi, di kamp pengungsi di UPN, Condong Catur Yogyakarta.

“Kami membentuk enam divisi dalam penanganan Merapi. Mulai dari divisi evakuasi, medis, pemetaan,logistik, dokumentasi dan radio komunikasiserta dapur umum. Pengaturan dan lingkup kerja tiap divisi sudah jelas, sehingga mempermudah kerja di masa tanggap darurat seperti ini” kata Tolle.

Dia mengatakan, dalam satu hari kami menyiapkan kurang lebih seribuan nasi bungkus untuk pagi hingga malam hari. Tenda medis juga siap melayani penyintas dengan berbagai keluhannya. “Bila ada yang sakit parah, kami akan merujuknya ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.

“Kami sudah beberapa kali pindah lokasi. Mulai dari Pakem, Cangkringan, hingga akhirnya dihubungi seorang rekan di Universitas Pembangunan Nasional yang membutuhkan dukungan.

Kami merapat, bergabung dengan rekan relawan lainnya membantu melayani para penyintas sesuai dengan kebutuhan yang mereka perlukan,” tegasnya.

Baginya, kerja seperti ini sangat beresiko, untuk itu diperlukan kecermatan dalam bertindak. Contohnya, saat mengevakuasi korban di dusun Bakalan Cangkringan. Tim SAR kami yang paling duluan berada di lokasi. Abu setebal tiga hingga empat meter menutup hampir semua wilayah daerah itu.Jalan setapak yang dilalui masih terasa panas, belum lagi ada dua ekor macam yang masih berkeliaran di daerah sekitar.Begitu juga dengan sepatu yang kami gunakan ikut meleleh lantaran panas di sepanjang jalan menuju lokasi,” tuturnya.

Melihat runutnya bencana yang terjadi di negeri ini, membuat Tolle terkadang tak sempat pulang ke rumah. Mulai dari Wasior, Mentawai sampai ke Merapi. Totalnya hampir dua bulan tak menginjak rumah. Hidup di tenda bersama relawan, melihat rentetan kisah duka di sepanjang bencana, membuat Tolle lebih bersyukur, merasa lebih beruntung, merasa dekat dengan sang empuNYA.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun