Inisiator kegiatan yang juga menjabat sebagai ketua komisi JPIC Paroki Maria Bunda Segalah Bangsa Wae Sambi, Gabriela Uran dengan tegas mengungkapkan, "Mata Air Wae Sambi ini adalah salah satu sumber mata air yang cukup potensial bagi masyarakat Kota Labuan Bajo. Â Sejak dahulu mata air ini sudah digunakan sebagai sumber air untuk mandi, cuci dan bahkan untuk minum. Mengapa sumber mata air ini menjadi penuh sesak dengan tumpukan sampah?" Ungkapnya dengan memberikan pertanyaan.
Tumpukan sampah di sekitar sumber mata air itu  bisa saja menjadi alasan utama bagi seroang perempuan dan seorang ibu merasa marah sekaligus jengkel dan sedih. Perempuan adalah makhluk yang paling dekat dengan kebutuhan akan air. Dalam kenyataannya mereka adalah korban yang menderita berulangkali bila terjadi krisis air.
Semoga ulasan sederhana ini dapat meningkatakn kesadaran sampah bagi segenap masyarakat tidak saja bagi masyarakat kota Labuan Bajo saja tetapi segenap masyarakat yang hidup di tempat dan pelosok lain di tanah air. Salam.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H