Martin Heidegger dalam karyanya "The Question Concerning Technology" menelaah hubungan antara manusia dan teknologi. Di dalam karyanya, Heidegger membahas pemaknaan teknologi, esensi teknologi, dan pembingkaian dalam hubungan antara manusia dan teknologi.
Heidegger mengatakan bahwa teknologi merupakan alat untuk memahami dunia, berkembang jauh melewati kendali manusia, dan berisiko untuk mendorong manusia melihat dunia dari kaca mata teknologi.
Heidegger memperkenalkan konsep "pembingkaian" di mana manusia melihat dunia sebagai "cadangan sumber daya" yang dapat diambil. Jika manusia membingkai cara pandangnya di mana manusia melihat teknologi sebagai alat untuk mengambil "cadangan sumber daya" tersebut, maka kita melihat sesuatu dengan menghitung atau mengukur, yang akan berujung pada memandang dunia hanya sebagai obyek yang dapat dimanfaatkan.
Di dunia modern, manusia begitu terikat dengan teknologi, dan seturut keinginannya untuk mengetahui semua hal tentang yang ada di dunia, atau dapat dikatakan, menguasai dunia, manusia melihat sumber daya yang ada sebagai obyek yang dapat dihitung atau diukur, sehingga manusia kemudian menggunakan teknologi untuk mengeksploitasi sumber daya tersebut.Â
Dalam hal ini, manusia tidak sadar bahwa hal tersebut dapat merusak alam yang pada akhirnya akan membawa kehancuran pada dunia dan kehidupan manusia.Â
Manusia juga tidak lagi "berpikir", karena melihat teknologi sebagai sesuatu yang "lumrah" dan telah berada di dalam "kenyamanan" dengan adanya teknologi. Manusia menjadi tidak "bebas". Manusia, terjebak dalam keterikatannya dengan teknologi, membawa kehancuran pada dirinya sendiri.
Melihat hal tersebut, penting bagi manusia untuk mengetahui "esensi" teknologi. Jika manusia paham akan "esensi" teknologi, manusia dapat menggunakan teknologi dengan baik yang dapat membawa kebaikan dan manfaat bagi dunia. Sebaliknya, jika manusia menutup mata akan hal tersebut, manusia yang akan "digunakan".Â
Dengan demikian, manusia harus paham akan "esensi" dan tujuan awal teknologi sehingga manusia tidak terjebak dalam "pembingkaian" dan keterikatannya dengan teknologi.
Pada akhirnya, manusia seharusnya menggunakan teknologi dengan sewajarnya agar tidak terjerat oleh teknologi sehingga hubungan antara manusia dan teknologi menjadi hubungan yang "bebas". Manusia seharusnya menggunakan teknologi dengan benar sehingga manusia tetap menggunakan potensi dirinya untuk berpikir, "bebas".Â
Teknologi dapat menjadi "rekan kerja" manusia dalam mencari pengetahuan atau kebenaran, bukan untuk mengeksploitasi dan menghancurkan dunia.
Sumber:Â