Mohon tunggu...
Antonio Marcell Janova
Antonio Marcell Janova Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Professor Bagai Lumba - Lumba

16 Agustus 2024   22:00 Diperbarui: 16 Agustus 2024   22:08 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seseorang yang memiliki gelar pendidikan tertinggi melakukan kasus pelecehan seksual. Gelar professor didapatkan melalui banyak proses dimana dibutuhkan seseorang untuk memiliki pemikiran kritis dan berpengalaman. Akan tetapi kasus professor UHO ini seakan akan membantah kriteria tersebut.

Tindakan tersebut pastinya akan memberikan efek trauma. Tindakan pelecehan seksual meninggalkan dampak yang tidak hanya menghancurkan fisik, tetapi juga mental korban. Seorang profesor seharusnya memiliki kecerdasan emosional yang cukup untuk memahami dampak dari tindakannya. Namun, tindakan yang dilakukan oleh Profesor B justru menunjukkan kegagalan total dalam mempertahankan etika dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Seseorang dengan professor seharusnya bisa berpikir akan efeknya. Oleh karena itu patut diberikan hukuman yang berat.

   Oknum dosen Universitas Halu Oleo (UHO), Profesor B, ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi berinisial R (20). Profesor B terancam hukuman 12 tahun penjara

   "Kami menemukan dua alat bukti cukup untuk menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka. Kami simpulkan hasil gelar perkara adanya satu peristiwa pidana, yakni tindak pidana kekerasan seksual (dari laporan tersebut)," ungkap Faturrahman.

Hal ironis yang dilakukan Profesor B sudah sama seperti lumba - lumba. Lumba lumba terkenal sebagai spesies hewan laut yang pintar dan bersahabat, akan tetapi ternyata lumba lumba, terutama yang jantan, adalah spesies yang suka memperkosa betina. Profesor yang seharusnya merupakan orang yang dikenal berpendidikan dan beradab tinggi ternyata suka melecehkan perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun